Jakarta, CNN Indonesia --
Uni Eropa merevisi Arahan Energi Terbarukan. Salah satu hasil revisi yang tertuang dalam Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa (RED II) adalah soal
minyak kelapa sawit.Dalam teks RED II Uni Eropa tidak akan membedakan atau melarang minyak sawit. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend dalam keterangan resmi yang dikeluarkan 16 Juni lalu mengatakan bahwa Uni Eropa merupakan dan tetap akan menjadi pasar paling terbuka untuk minyak sawit Indonesia.
"Biofuel akan dikaji dengan perlakuan sama, tanpa
melihat sumbernya. Teks RED II tidak akan membedakan, atau melarang minyak sawit. Uni Eropa merupakan dan tetap akan menjadi pasar paling terbuka untuk minyak sawit Indonesia," kata Vincent dalam keterangan resmi, dikutip Senin (18/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, dengan pernyataan itu, Uni Eropa tak akan melarang penggunaan CPO dan membandingkannya dengan konsumsi minyak bunga matahari, kedelai, rapeseed atau minyak rapa, dan lainnya. Bahkan, Komisi Eropa akan memperbanyak pendekatan konsumsi yang tidak diskriminatif dan berbasis sains.
Arif Havas Oegroseno, Duta Besar Indonesia untuk Jerman mengatakan pemerintah Indonesia tidak boleh berbahagia terlebih dahulu dengan hasil revisi tersebut. Menurutnya, Indonesia harus menganalisa hasil revisi arahan energi Uni Eropa tersebut.
Analisis dia minta dilakukan dalam kaitannya dengan hukum perdagangan. Havas mengatakan pernyataan yang tertuang dalam revisi tersebut belum menjadi jaminan bahwa kampanye negatif dan pembatasan impor yang dilakukan Uni Eropa atas sawit Indonesia akan berhenti begitu saja.
"Menurut pandangan saya pribadi, meskipun tidak ada kata sawit (dalam daftar larangan), para analisa di Brussels menyampaikan kepada kami secara pribadi bahwa Uni eropa tetap akan melarang sawit secara disktriminatif," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Menurutnya, persoalan lingkungan hanya digunakan untuk menutup kepentingan dagang antar produk Eropa yang kalah efisien dibandingkan CPO, seperti rapeseed, minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan lainnya.
"Tampaknya hanyut dalam upaya kampanye hitam anti sawit yang dibungkus isu lingkungan hidup," katanya.
(agt)