Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada hari ini, Kamis (21/6), mengantisipasi potensi kenaikan
suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) akhir bulan ini.
Potensi itu tak lepas dari keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserves yang baru-baru ini menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,75 persen hingga 2 persen.
"Dari dalam negeri investor masih mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga," ungkap Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali dalam risetnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, potensi pelemahan IHSG juga dipengaruhi oleh penyusutan sejumlah harga komoditas, antara lain harga emas Comex melemah 0,31 persen, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 0,35 persen, dan minyak mentah berjangka Brent turun 0,45 persen.
"IHSG diprediksi melemah, (rentang pergerakan hari ini) level support- resistance 5.780-5.925," jelas Frederik.
Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan IHSG masih memiliki sentimen positif dari kondisi fundamental ekonomi dalam negeri.
Namun, bila memang terjadi koreksi wajar maka pelaku pasar dapat memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan akumulasi beli atau beli saham secara bertahap. Menurut William, IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.821 dan resistance 6.002.
"Hari ini IHSG berpotensi menguat. Pekan pendek yang masih akan dilalui oleh IHSG terlihat masih terkonsolidasi dengan ruang yang cukup terbatas," papar William melalui risetnya.
Pada perdagangan kemarin, IHSG turun signifikan sebesar 1,82 persen hingga jatuh ke level 5.884. Hal itu sejalan dengan jumlah dana asing yang keluar dari pasar reguler sebesar Rp1,94 triliun.
Di sisi lain, bursa saham Wall Street terpantau bergerak bervariasi tadi malam. Indeks S&P500 dan Nasdaq Composite ditutup menguat masing-masing 0,17 persen dan 0,72 persen, sedangkan Dow Jones terkoreksi 0,17 persen.
(lav)