Jakarta, CNN Indonesia -- Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China diprediksi menekan level
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pasar modal dalam negeri hari ini, Rabu (20/6).
Pekan lalu, Presiden AS
Donald Trump menyetujui kenaikan tarif bea masuk untuk daftar produk perdagangan dengan China dengan nilai US$50 miliar.
"IHSG koreksi akibat sentimen negatif perang dagang AS China," ucap Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko kepada
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambah, bursa saham Wall Street ikut terkena imbas negatif dengan keputusan Trump menaikkan tarif bea masuk untuk produk China senilai US$50 miliar tersebut.
"Indeks Dow Jones di bawah level psikologisnya di level 25.000," tutur Yuganur.
Berdasarkan penutupan tadi malam, tiga indeks utama bursa saham Wall Street terpantau melemah. Bila dirinci, Dow Jones turun 1,15 persen, S&P500 turun 0,4 persen, dan Nasdaq Composite turun 0,28 persen.
Sementara itu, nilai tukar rupiah juga terkoreksi terhadap dolar AS hingga menyentuh level Rp14.124 per dolar AS. Kondisi itu berpotensi mendorong Bank Indonesia (BI) menaikkan kembali suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.
"Rentang IHSG bisa jadi di level 5.890-6.000 optimis, pesimis turun ke level 5.740-5.900," ujar Yuganur.
Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai jika IHSG memang dibuka melemah pada pagi ini, hal itu justru dapat menarik pelaku pasar untuk melakukan aksi beli karena indeks dinilai semakin murah.
"Jadi ada skenario kalau melemah ada potensi untuk bangkit (rebound) karena saham dianggap murah," kata Nafan.
Kendati demikian, Nafan menyebut secara keseluruhan IHSG diprediksi bergerak bervariasi karena berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri.
Beberapa sentimen antara lain, kenaikan suku bunga The Fed pekan lalu sebesar 25 basis poin, potensi kenaikan suku bunga acuan BI, dan pelemahan nilai tukar rupiah.
"IHSG akan bergerak bervariasi tapi tetap saja akan
rebound dulu," jelas Nafan.
Maka itu, ia meramalkan IHSG berada dalam rentang
support 5.916 dan
resistance 6.135.
Seperti diketahui, hari ini merupakan perdagangan perdana setelah libur panjang Lebaran selama tujuh hari. Pada perdagangan terakhir Jumat (8/6) lalu, IHSG ditutup terkoreksi cukup dalam hingga 1,85 persen ke level 5.993.
(lav)