Terpapar Kinerja Emiten Semester I, IHSG Diprediksi Menguat

Lavinda | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jun 2018 08:06 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat menjelang berakhirnya semester pertama saat emiten menunjukkan kinerja yang cukup memuaskan.
Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat menjelang berakhirnya semester pertama saat emiten menunjukkan kinerja yang cukup memuaskan.

William Surya Wijaya, Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG hingga saat ini masih menunjukkan pola kenaikan jangka pendek, maupun panjang.

Kenaikan tentunya masih ditopang oleh rilis data perekonomian terlansir yang masih menunjukkan pertumbuhan perekonomian yang cukup stabil. Tak hanya itu, sentimen juga berasal dari berakhirnya semester satu, dimana para emiten memiliki kecenderungan untuk dapat menunjukkan kinerja terbaik selama satu semester.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"IHSG pada hari ini berpotensi menguat," ungkapnya dalam riset.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan IHSG diperkirakan berada di kisaran support 5821-5838 dan resisten 5874-5894.

Laju IHSG yang diproyeksi kembali menguat diharapkan dapat bertahan, meski dibarengi dengan kondisi bursa saham Asia yang kurang baik dan rupiah yang kembali melemah.

Di sisi lain, posisi IHSG yang masih cenderung menuju batas middle Bollinger band diharapkan dapat bertahan dengan dukungan masih adanya sentimen positif dari dalam negeri yang diikuti kenaikan volume beli.


Senada, Juan Oktavianus Harahap PT Artha Sekuritas Indonesia memprediksi IHSG menguat, meski volume perdagangan masih cenderung lesu.

Berdasarkan analisis teknikal, IHSG masih akan berada dalam tren konsolidasi, namun kenaikan ini masih terbebani oleh defisit neraca perdagangan Indonesia yang dibawah konsensus sejumlah US$1,52 miliar.

"Melanjutkan penguatan dengan volume perdagangan yang lebih rendah," ungkapnya.

Lanjar Nafi Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas Indonesia mengatakan mayoritas indeks saham di Asia tertekan, seperti Indeks Nikkei -0,79 persen, TOPIX -0,95 persen, HangSeng -1,29 persen dan CSI -1,34 persen ditutup melemah signifikan di tengah suramnya prospek perdagangan global seiring terjadinya seteru AS dan China dalam batasan baru pada investasi China di AS. Obligasi dan ekuitas pada pasar negara berkembang meningkat, seakan investor mencari tempat aman dari aset beresiko lebih besar.


Ekuitas di Eropa dibuka melemah cukup pesimis lebih dari 1 persen. Indeks Eurostoxx -1 persen, FTSE -0,96 persen dan DAX -1.18 persen membuka perdagangan pada zona negatif. Sektor industri jatuh pada mayoritas indeks saham eropa di tengah prospek perdagangan global yang memanas. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER