Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali terkoreksi jelang akhir pekan ini, Kamis (28/6), karena volume beli pelaku pasar melemah sejak kemarin.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan aksi beli pelaku pasar dipengaruhi oleh pergerakan bursa saham Asia yang cenderung melemah kemarin.
"Dari sisi volume beli terlihat adanya penurunan sehingga membuat IHSG berkurang peluang kenaikan trennya," ungkap Reza dalam risetnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, indeks Nikkei225 di Jepang turun 0,31 persen, indeks Hang Seng di Hong Kong turun signifikan 1,82 persen, dan indeks Kospi turun 0,38 persen.
Reza menilai pelemahan nilai tukar
rupiah juga masih menjadi sentimen negatif untuk pasar saham dalam negeri. Tak main-main, data investing.com menunjukkan rupiah kembali ke area Rp14.242 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Diperkirakan IHSG berada pada kisaran support 5.742-5.861 dan resistance 5.802-5.812," jelas Reza.
Sependapat, Analis Artha Sekuritas Indonesia Juan Oktavianus Harahap masih pesimis dengan pergerakan indeks dalam negeri karena potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akhir bulan ini.
"Hal itu berpengaruh pada kinerja saham yang sensitif terhadap suku bunga seperti sektor perbankan dan properti," kata Juan melalui risetnya.
Hal yang sama juga pernah diungkapkan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio, di mana kenaikan suku bunga acuan merupakan musuh utama pasar modal.
Dengan demikian, Juan meramalkan IHSG kembali melemah pada hari ini. Menurutnya, IHSG akan berada dalam rentang support 5.776 dan resistance 5.890.
Pada perdagangan kemarin IHSG jatuh ke level 5.787 atau terkoreksi 0,65 persen. Pelaku pasar asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp539,66 miliar.
Sejalan dengan IHSG, tiga indeks utama bursa saham Wall Street juga ditutup melemah tadi malam. Dow Jones turun 0,68 persen, S&P500 turun 0,86 persen, dan Nasdaq Composite turun 1,54 persen.
(lav)