Harga Beras Terpantau Turun Lagi pada Juni 2018

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 02 Jul 2018 14:34 WIB
Badan Pusat Statistik mencatat harga beras menurun sepanjang Juni 2018, karena masih terimbas dari panen raya yang berlangsung pada Maret dan April kemarin.
Suasana Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras kualitas premium, medium, dan kualitas rendah menurun sepanjang Juni 2018. Hal ini masih merupakan imbas dari panen raya yang berlangsung pada Maret dan April kemarin.

BPS mencatat, harga beras medium, premium, dan rendah masing-masing turun sebesar 0,48 persen, 0,6 persen, dan 0,67 persen secara bulanan pada Juni. Ini juga menyebabkan harga beras secara keseluruhan di tingkat eceran turun 0,47 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan seharusnya kondisi ini bisa menguntungkan masyarakat.

Di sisi lain, petani lain juga ikut diuntungkan karena harga Gabah Kering Panen (GKP) dihargai lebih mahal sepanjang bulan Juni. BPS mencatat, GKP di tingkat petani ada di angka Rp4.650 per kilogram (Kg) atau naik 2,1 persen dibanding bulan lalu. Angka ini semakin meroket di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dipatok Rp3.700 per Kg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski demikian, Suhariyanto mengatakan kondisi ini terbilang sangat baik. "Dari sisi konsumen, harga beras turun. Tapi dari sisi petani, ada perbaikan pendapatan," jelasnya di Gedung BPS, Senin (2/6).

Kenaikan GKP tentu berimbas positif bagi Nilai Tukar Petani (NTP). Data BPS menyebut, NTP Juni ada di angka 102,04 atau naik 0,05 persen dibanding bulan sebelumnya. Dengan harga yang lebih baik, maka kemampuan petani untuk menukar hasil produksinya dengan kebutuhan produksi dan konsumsinya semakin lebih baik.

"Tapi, perbaikan NTP secara keseluruhan ini tertahan karena indeks harga yang diterima petani, khususnya perkebunan rakyat turun. Kelapa sawit, kakao, dan kopi turun karena harganya juga turun," jelas dia.


Menurutnya, harga GKP dan beras kemungkinan masih bisa turun pada Agustus karena memasuki masa panen gadu, atau padi yang dipanen setelah masa panen utama selesai. Ini tentu saja bisa mengerek turun harga GKP yang tengah naik, lantaran masa panen utama berangsur selesai.

ia berharap, ini bisa melanjutkan tren inflasi beras yang sejauh ini terus mengalami deflasi. Pada Juni, misalnya, beras malah memberi andil deflasi 0,01 persen. Sementara pada Mei kemarin, harga beras di tingkat eceran malah bisa turun 1,11 persen.

"Kalau bisa saya ambil kesimpulan, sejauh ini inflasi bahan makanan pada umumnya memang masih terkendali," pungkas dia.

BPS mencatat inflasi bulan Juni tercatat 0,59 persen secara bulanan. Dengan demikian, maka inflasi secara tahun kalender tercatat 1,9 persen dan inflasi tahun kalender di angka 3,12 persen. Hal yang menjadi momok inflasi kali ini adalah komponen transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mencatat inflasi 1,5 persen dan memberi andil kepada inflasi bulanan 0,26 persen.


Selain tarif angkutan, tiga komponen lain yang memberatkan inflasi bulan ini adalah daging ikan segar dan daging ayam ras yang memberi andil inflasi masing-masing 0,08 persen dan 0,03 persen. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER