Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah ditutup di posisi Rp14.347 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (4/7). Dikutip dari
Reuters, rupiah menguat 43 poin atau 0,29 persen dari posisi kemarin, Selasa (3/7) yakni Rp14.390 per dolar AS.
Penguatan rupiah merupakan kedua tertinggi di kawasan Asia setelah won Korea Selatan sebesar 0,37 persen. Setelah itu, penguatan rupiah diikuti renmimbi China 0,23 persen dan ringgit Malaysia 0,14 persen.
Lalu, yen Jepang 0,08 persen, baht Thailand 0,03 persen, peso Filipina 0,03 persen, dolar Singapura 0,02 persen, dan dolar Hong Kong 0,02 persen. Hanya rupee India yang melemah 0,09 persen di hadapan dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan mata uang negara maju justru mayoritas melemah. Rubel Rusia melemah 0,2 persenn, euro Eropa minus 0,17 persen, dolar Kanada minus 0,1 persen, franc Swiss minus 0,04 persen, dan dolar Australia minus 0,01 persen. Namun, poundsterling Inggris berhasil menguat 0,11 persen.
Lukman Leong, Analis Valbury Asia Futures mengatakan penguatan rupiah hari ini belum menggembirakan karena diperkirakan hanya bersifat sementara. Selain itu, penguatan rupiah lebih karena tertahannya penguatan dolar AS.
"Penguatan dolar AS sedikit tertahan karena masih menunggu rilis sejumlah data ekonomi di pekan ini, seperti data ketenagakerjaan," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Bila data ketenagakerjaan AS positif, bukan tidak mungkin rupiah akan kembali melemah pada pekan ini. Perkiraannya, bila rupiah melemah bisa kembali ke posisi Rp14.400 per dolar AS. Sebaliknya, bila data tak sesuai dengan ekspektasi pasar, maka rupiah bisa menguat ke Rp14.200 per dolar AS.
(lav)