Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan berhati-hati mengelola laju
impor bahan baku agar tak memengaruhi produksi industri manufaktur.
"Saya tidak mau bilang buru-buru yang mana (yang dibatasi). Kami masih mau cari mana yang bisa dikurangi, yang tidak memengaruhi produksi," ujarnya, seperti dilansir
Antara, Kamis (5/7).
Ia melanjutkan upaya meneliti dan menyeleksi impor tersebut bertujuan untuk membenahi neraca perdagangan yang defisit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama-tama, sebenarnya sebelum (berdampak pada) transaksi berjalan, neraca perdagangan dulu atau ekspor impor barang, yang memang enam bulan terakhir ini defisit," imbuh Darmin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2018 defisit hingga US$1,52 miliar yang dipicu oleh defisit sektor migas US$1,24 miliar dan nonmigas US$0,28 miliar.
Kinerja ekspor pada Mei 2018 meningkat, namun jumlah impornya tercatat lebih besar. Neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 juga tercatat defisit sebesar US$1,63 miliar.
Defisit pada April dan Mei 2018 itu lebih dalam dibandingkan defisit pada Desember 2017 hingga Februari 2018.
Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 defisit sebesar US$0,27 juta. Lalu, Januari 2018 juga tercatat defisit US$0,68 miliar dan Februari 2018 neraca perdagangan Indonesia kembali defisit US$0,12 miliar.
Menurut data BPS, neraca perdagangan Indonesia hanya terjadi surplus pada Maret 2018, yaitu sebesar US$1,09 miliar.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan meneliti kebutuhan impor secara lebih selektif supaya benar-benar menjadi sesuatu yang mendukung perekonomian Indonesia.
"Kami secara selektif akan meneliti siapa-siapa yang membutuhkan. Apakah itu dalam bentuk bahan baku atau barang modal dan apakah mereka betul-betul strategis untuk menunjang kegiatan perekonomian dalam negeri," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (3/7).
Langkah untuk meneliti impor tersebut merupakan upaya koreksi terhadap sentimen negatif yang menyebabkan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sri Mulyani mengatakan seleksi impor tersebut juga dapat melihat apakah impor bahan baku dan bahan penolong selama ini mampu digunakan untuk menunjang produksi.
"Kalau barang modal yang berhubungan dengan proyek-proyek besar, terutama yang berhubungan dengan proyek pemerintah, kami akan lihat kontennya apa dan apakah proyek-proyek ini adalah proyek yang harus diselesaikan dan harus mengimpor barang modal," tandasnya.
(bir)