Jakarta, CNN Indonesia -- Pilot PT
Garuda Indonesia Tbk mengaku akhirnya menemukan titik terang terkait polemik yang terjadi dengan manajemen perusahaan setelah bernegosiasi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan beberapa direksi Garuda Indonesia.
Presiden Asosiasi Pilot Garuda (APG) Captain Bintang Hardiono mengatakan titik terang hasil pertemuan dengan pemerintah dan manajemen Garuda Indonesia akan dipaparkan esok kepada media.
Usai pertemuan yang dilakukan selama kurang lebih 3,5 jam di kediaman Rini Soemarno, Bintang mengaku akan berdiskusi dengan anggota pilot Garuda Indonesia terkait hasil pertemuan sore ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harus mengobrol dulu dengan anggota, nanti baru ada keputusan jelas di Cengkareng," ungkap Bintang, Kamis (5/7).
Meski sudah ada titik terang dalam pertemuan tersebut, Bintang masih belum bisa memastikan kelanjutan rencana mogok kerja pilot Garuda Indonesia. Hal itu akan diputuskan bersama anggota pilot lainnya, dan diumumkan pada Jumat (6/7).
Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury yang enggan menjabarkan hasil diskusi sore ini esok kepada media.
"Kan tadi sudah dibilang, besok ya," tandas Pahala.
Sementara itu, Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) Tommy Tampatty menyebut Rini Soemarno meminta waktu untuk menyelesaikan masalah antara manajemen dengan pilot. Sayangnya, ia enggan menjelaskan lebih rinci terkait rekomendasi apa saja yang disampaikan oleh Rini Soemarno.
"Bu Rini minta waktu untuk menyelesaikan masalah ini, Bu rini akan mencoba jalan yang terbaik," ucap Tommy.
Pertemuan antara pilot Garuda Indonesia dengan manajemen dan Rini Soemarno pada awalnya direncanakan di kantor BUMN, tetapi lokasi dipindah di rumah Rini Soemarno yang berada di kawasan Kuningan.
Sebelumnya, Bintang memastikan anggota pilot Garuda Indonesia akan melakukan mogok kerja karena adanya beberapa tuntutan yang disampaikan kepada Garuda Indonesia.
Salah satunya terkait desakan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Rini Keduanya mendesak manajemen Garuda Indonesia untuk mengurangi jumlah direksi dari posisi sembilan orang menjadi enam orang.
"Ya kan sama-sama tahu ya masalahnya seperti apa, direksi terlalu banyak lalu kinerja keuangan tidak pas," ujar Bintang sebelumnya.
Tercatat, kinerja keuangan Garuda Indonesia pada kuartal I 2018 membukukan kerugian US$64,3 juta. Jumlah itu turun dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$101,2 juta.
(lav)