Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah dibuka di posisi Rp14.318 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot hari ini, Selasa (10/7). Posisi ini menguat tipis 12 poin atau 0,08 persen dari penutupan kemarin, Senin (9/7) di Rp14.330 per
dolar AS.
Bersama rupiah, sejumlah mata uang negara di kawasan Asia turut menguat. Mulai dari dolar Singapura menguat 0,21 persen, ringgit Malaysia 0,19 persen, won Korea Selatan 0,11 persen, baht Thailand 0,03 persen, dan peso Filipina 0,02 persen. Namun, yen Jepang dan dolar Hong Kong melemah, masing-masng 0,15 persen dan 0,01 persen.
Begitu pula dengan mata uang negara maju yang turut menguat. Dolar Australia menguat 0,17 persen, euro Eropa 0,07 persen, rubel Rusia 0,04 persen, franc Swiss 0,01 persen, dan dolar Kanada 0,03 persen. Hanya poundsterling Inggris yang melemah 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza Priyambada, Analis Senior CSA Research Institute mengatakan rupiah berpotensi kembali menguat pada hari ini karena memanfaatkan pelemahan dolar AS yang diperkirakan masih berlanjut.
Menurutnya, pasar tak begitu terpengaruh dengan sentimen perang dagang yang diberikan AS kepada mitra dagangnya, yaitu China dan Uni Eropa. Hal ini tercermin dari renminbi China dan euro Eropa yang justru berhasil menguat dari dolar AS.
"Pasar lebih memperhatikan kondisi makro ekonomi, terutama data ekonomi AS yang belum cukup kuat rilis data ketenagakerjaannya," kata Reza dalam risetnya.
Hal ini memberi peluang bagi rupiah untuk menguat, meski data ekonomi dari dalam negeri belum ada yang bisa menggerakkan rupiah. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp14.310-14.330 per dolar AS pada hari ini.
(lav)