Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diprediksi berbalik melemah pada Kamis (12/7), dipicu oleh sentimen global dari negara Paman Sam. Diketahui Amerika Serikat telah resmi memberlakukan tarif bea masuk pada sejumlah barang China yang masuk ke wilayahnya.
"Pergerakan IHSG masih dibayangi sentimen global yang kembali memanas," ungkap Analis Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap dalam risetnya.
Mengutip CNN.com, Presiden AS Donald Trump mewujudkan ancamannya bulan lalu dengan memperluas produk-produk China yang dikenakan pajak senilai US$200 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sentimen itu menutup potensi IHSG untuk kembali menguat, meski terdapat sentimen positif dari dalam negeri berupa pertumbuhan data penjualan eceran pada Mei 2018.
Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran pada Mei meningkat 8,3 persen. Angka itu lebih tinggi dari peningkatan penjualan eceran pada April lalu yang hanya sekitar empat persen.
"IHSG diprediksi melemah, support 5.844-5.796, resistance 5.919-5.946," kata Juan.
Di sisi lain, Pengamat Pasar Modal Reza Priyambada masih optimistis IHSG bisa bergerak positif hari ini ditopang oleh aksi beli pelaku pasar. Maklumlah, pelaku pasar asing kini sudah mulai masuk ke pasar saham.
"Diharapkan, IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5.858-5.872 dan resistance diharapkan dapat menyentuh kisaran 5.909-5.924," imbuh Reza melalui risetnya.
Berdasarkan data RTI Infokom, pelaku pasar asing di pasar reguler tercatat beli bersih (net buy) sebesar Rp502,22 miliar. Sementara, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat tipis 0,2 persen ke level 5.893.
Berbanding terbalik, bursa saham Wall Street tampak kurang darah tadi malam. Tercatat, Dow Jones turun 0,88 persen, S&P500 turun 0,71 persen, dan Nasdaq Composite turun 0,55 persen.
(bir)