Perang Dagang, Ekspor Sawit ke AS dan China Tetap Menanjak

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 11 Jul 2018 18:08 WIB
Perang dagang antara AS dan China belum mempengaruhi ekspor CPO ke dua negara tersebut. Ekspor CPO ke AS dan China masih naik 18 persen dan 6 persen.
Ilustrasi CPO. (Foto: CNN Indonesia/Agustiyanti)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perang dagang yang terjadi Amerika Serikat (AS) dengan China belum berdampak ke permintaan minyak sawit (CPO) Indonesia ke kedua negara tersebut. Ekspor minyak kelapa sawit ke dua negara tersebut masih tercatat naik.

Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk Amerika, ekspor CPO pada Mei kemarin masih naik 18 persen jika dibanding April. Sementara itu, ekspor ke China naik 6 persen.

Kendati meningkat, Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono mengatakan kenaikan tersebut tidak mampu menopang pergerakan harga CPO. Sepanjang Mei kemarin harga CPO global bergerak di kisaran US$650 hingga US$670 per metrik ton dengan harga rata-rata US$653,6 per metrik ton atau turun US$8,6 jika dibandingkan rata-rata harga April US$662,2 per metrik ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mukti mengatakan tekanan harga disebabkan oleh meningkatnya pasokan CPO global, termasuk dari produksi Indonesia. Kenaikan produksi tersebut membuat stok minyak sawit Indonesia naik dari 3,98 juta ton menjadi 4,76 juta ton.

"Mei kemarin, total produksi CPO Indonesia tembus 4,24 juta ton atau naik 14 persen dibanding April yang hanya 3,72 juta ton," katanya dalam pernyataan yang dikutip, Rabu (11/7).


Mukti mengatakan sebenarnya harga CPO mendapatkan katalis positif dari impor Afrika dan Pakistan yang Mei kemarin naik 29,5 persen dan 29 persen.

Tapi katalis tersebut masih kalah kuat jika dibandingkan dengan sentimen negatif yang didapat CPO dari penurunan permintaan dari India yang Mei kemarin turun 31 persen menjadi hanya 240,16 ribu ton.

Maklum saja, India selama ini memang menjadi salah satu pasar CPO terbesar di dunia.

Selain itu, harga CPO juga mendapatkan tekanan dari penurunan permintaan dari Eropa. Mei kemarin permintaan CPO dari Benua Biru turun 7 persen menjadi 359,31 ribu ton.

(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER