Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia
(BI) menyatakan bahwa semester II 2018 pengusaha tidak akan lagi menjadikan
kredit bank sebagai sumber utama untuk mendapatkan modal usaha.
Berdasarkan hasil survei kegiatan dunia usaha yang mereka lakukan beberapa waktu lalu mereka mendapatkan kesimpulan bahwa semester II 2018 nanti dunia usaha lebih suka menerbitkan obligasi korporasi dan pinjaman luar negeri untuk meningkatkan akses permodalan mereka ketimbang mencari kredit bank.
Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati mengatakan bahwa pendanaan tersebut dinilai pengusaha lebih menguntungkan ketimbang kredit bank.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena hitung-hitungan tersebut, mereka menjatuhkan pilihan pada sumber pembiayaan alternatif tersebut," katanya, Kamis (12/7).
Yati mengatakan berubahnya orientasi dunia usaha terhadap sumber modal usaha tersebut tidak terlepas dari perubahan kebijakan suku bunga yang diambil BI beberapa waktu lalu.
Kebijakan tersebut dikhawatirkan dunia usaha akan berdampak pada kenaikan bunga kredit bank.
Yati mengatakan BI belum bisa memperkirakan seberapa besar pengaruh perubahan orientasi dunia usaha dalam mendapatkan modal terhadap permintaan kredit bank. Hanya saja, berdasarkan SKDU BI, akses terhadap kredit perbankan oleh dunia usaha mulai turun pada kuartal II 2018.
Tercatat, akses kredit hanya tumbuh 6,34 persen pada kuartal II 2018. Padahal, pada kuartal I 2018, akses tumbuh sekitar 8,45 persen.
Begitu pula dengan kuartal II 2017, akses masih tumbuh 7,41 persen. Hal itu terjadi karena dunia usaha lebih banyak memanfaatkan sumber modal dari likuiditas internal yang tumbuh 38,51 persen atau lebih tinggi pemanfaatannya dari kuartal I 2018 sebesar 34,567 persen.
(agt/bir)