Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (
Kadin) mengaku tak kaget dengan keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen.
Wakil Ketua Umum Kadin Benny Sutrisno mengapresiasi langkah BI karena hal itu bisa menstabilkan nilai tukar rupiah yang belakangan terus loyo.
Bayangkan saja, nilai tukar rupiah berada di area Rp14.300 per dolar Amerika Serikat (AS) sejak kemarin. Data investing.com menunjukkan pada pukul 15.30 WIB hari ini, nilai tukar rupiah naik tipis 0,03 persen ke level Rp14.326 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya itu kan untuk meredam nilai tukar rupiah, kalau tidak begitu (menaikkan suku bunga acuan) ya rupiahnya bisa Rp14.500 per dolar AS," ungkap Benny kepada CNNIndonesia.com, Jumat (29/6).
Dengan kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 50 basis poin hari ini, maka secara total BI telah menaikkan suku bunga acuan hingga 100 basis poin.
Namun, Benny mengklaim perusahaan tak serta merta mendapatkan beban lebih tinggi setelah BI menaikkan suku bunga acuan. Sebab, sebagian besar perbankan masih mempertahankan suku bunga kredit.
"Beban memang pasti ada naik, tapi ya tidak harus sejalan juga bebannya. BI masih memiliki ruang untuk mempertahankan suku bunganya," terang Benny.
Hal itu karena rasio bunga bersih (
net interest margin/NIM) perbankan masih terbilang cukup tinggi bila dibandingkan dengan perbankan di luar negeri.
Selain itu, bila upaya BI menstabilkan rupiah dengan menaikkan suku bunga acuan ini berhasil, maka akan berdampak positif bagi perusahaan berbasis impor. Dengan begitu, beban importir yang selama ini tinggi karena rupiah melemah bisa diturunkan.
"Jadi memberi ruang juga untuk pengusaha impor," tegas Benny.
Sebelumnya, manajemen PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk mengaku belum berniat menaikkan suku bunga kredit jika BI benar-benar mengerek suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan hanya akan menaikkan suku bunga deposito apabila bunga acuan bank sentral kembali naik.
"Kalau deposito kan mau tidak mau harus menyesuaikan ya, karena dana masyarakat harus kami jaga," ungkap pria yang akrab disapa Tiko ini.
Setali tiga uang, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono. Ia menyampaikan rencananya menaikkan suku bunga deposito, khususnya untuk deposito berdenominasi rupiah.
(lav/bir)