Upaya Pemerintah Daerah Atasi Kenaikan Harga Telur

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Minggu, 22 Jul 2018 12:16 WIB
Harga telur yang melambung di sejumlah daerah beberapa waktu belakangan ini membuat pemerintah daerah mengambil beberapa langkah agar harga kembali normal.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga telur yang melambung di sejumlah daerah beberapa waktu belakangan ini membuat pemerintah daerah mengambil beberapa langkah agar harga kembali normal.

Dilansir dari Antara, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng, Bali segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk menggenjot produksi telur di sentra pemeliharaan ayam guna menormalkan harga telur yang melonjak.

"Daerah penghasil telur ayam dan ayam pedaging di Buleleng ada di Desa Busungbiu dan Desa Gerokgak. Ini kami koordinasikan untuk ditingkatkan agar pasokan telur kembali normal," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Buleleng Ketut Suparto di Singaraja, Bali, Minggu, (22/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan Bupati juga sudah meminta Dinas Pertanian untuk melakukan survei dan evaluasi ke kabupaten kota se-Bali untuk melihat daerah yang bisa memproduksi telur dalam jumlah yang banyak.
"Dimana ada produksi yang lebih bagus, kami bisa datangkan telur dan daging ayam dari sana," katanya.

Sejak seminggu ini, katanya, terjadi kenaikan harga telur di sejumlah pasar di Buleleng. Saat normal, harga telur berada di kisaran Rp22 ribu per kilogram, namun minggu terakhir naik menjadi Rp26 ribu per kilogram.

"Kamis, harga telur sempat mengalami penurunan menjadi Rp24 ribu per kilogram," katanya.

Kenaikan juga terjadi pada penjualan telur dengan sistem krat yang isian 30 butir. Sejak minggu terakhir, satu krat telur harganya Rp42 ribu tiap krat, padahal sebelumnya hanya Rp36 ribu per krat.
"Artinya, per butir telur harganya sekitar Rp1.400 rupiah. Sebelumnya per butir Rp1.250," ujar Kadis Suparto.

Suparto menyebutkan, naiknya harga telur dipicu oleh kenaikan pakan, selain itu juga dipicu oleh musim dingin pada sasih karo.

"Pada musim dingin, produksi telur ayam biasanya menurun, sehingga pasokan telur dari daerah lain berkurang," ujarnya.

Sementara itu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, harga telur beranjak normal di kisaran harga Rp22.500 setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp27 ribu perkilogramnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan harga ini sudah normal menyusul banyaknya pasokan yang masuk ke wilayah Sidoarjo.

"Saat ini harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Kabupaten Sidoarjo khususnya untuk komoditas telur sudah normal, dan masyarakat tidak perlu khawatir lagi akan mahalnya harga telur yang terjadi dalam beberapa hari terakhir," katanya di Sidoarjo.
Ia mengemukakan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan sejumlah harga bahan kebutuhan pokok supaya tidak terjadi gejolak di masyarakat, sehingga masyarakat tidak was-was kalau ada kenaikan harga.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan lintas sektoral supaya kalau ada kelangkaan pasokan atau juga kenaikan harga bahan kebutuhan pokok segera diatasi dan tidak berlarut-larut," ujarnya.

Sebelumnya, di sejumlah daerah di Indonesia mengalami kenaikan harga kebutuhan pokok khususnya telur. Bahkan pemerintah juga sudah melakukan operasi pasar demi menstabilkan harga telur yang ada di sejumlah pasar tradisional di Indonesia. (antara/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER