Terus Melonjak, Harga Telur di Jakarta Capai Rp30 Ribu

Lavinda | CNN Indonesia
Selasa, 10 Jul 2018 11:55 WIB
Harga telur ayam di pasar tradisional sejumlah daerah, termasuk DKI Jakarta melonjak hingga mencapai angka Rp30 ribu per Kilogram (Kg).
Pedagang telur ayam di pasar. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga telur ayam di pasar tradisional sejumlah daerah, termasuk DKI Jakarta melonjak hingga mencapai angka Rp30 ribu per Kilogram (Kg).

"Sehabis Lebaran harga telur terus naik. Sekarang harganya Rp30 ribu per Kg," ujar seorang pedagang sembako Rizal di Pasar Palmerah, Jakarta, seperti dikutip Antara pada Selasa (10/7). 

Rizal menjelaskan harga telur ayam setelah Lebaran Rp24 ribu per Kg, kemudian naik menjadi Rp26.000 dan sekarang mencapai Rp30 ribu. Bahkan sejumlah pedagang di Palmerah ada yang menjual telur ayam dengan harga Rp32 ribu per Kg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Rizal mengaku tak tahu pasti penyebab naiknya harga telur tersebut. Akan tetapi ia menduga kenaikan tersebut berkaitan dengan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). "Sepertinya belum ada tanda-tanda harga telur ayam akan turun dalam waktu dekat ini," sambungnya.

Pedagang sembako lainnya, Rian, mengaku harga telur terus merangkak naik dalam sepekan terakhir. Kenaikan harga telur tersebut berdampak pada penghasilannya.

Biasanya Rian berhasil menjual sekitar dua peti telur ayam atau sekitar 30 kilogram telur dalam sehari.


"Sekarang sejak harga telur naik, satu peti pun susah menjualnya dalam sehari," keluh Rian.

Selain telur ayam, sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai rawit merah juga mengalami kenaikan.

"Harga cabai rawit merah yang sebelumnya Rp60 ribu naik menjadi Rp65 ribu per kilogram," kata Rian.

Harga sayur-mayur seperti kangkung dan bayam pun mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp2.000 seikat menjadi Rp5.000 per ikat. Rian berharap ke depan, harga sembako kembali stabil agar daya beli masyarakat kembali normal.


Di Aceh Timur, harga telur ayam ras juga melonjak hingga 50 persen, yakni dari Rp1.000 menjadi Rp1.500 per butir, karena permintaan meningkat, sementara pasokan terbatas.

Mustafa, pedagang di Kota Idi, Aceh Timur menyebutkan harga jual telur sebelum Idul Fitri Rp1.000 per butir, tapi sekarang naik menjadi Rp1.500 per butir.

Meskipun harga telur ayam selama bulan Ramadan sempat mengalami kenaikan harga mencapai 30 persen atau Rp1.300 per butir, tetapi menjelang Idul Fitri harga telur ayam turun Rp1.000 per butir atau setara Rp30 ribu per papan (isi 30 butir).

"Tapi setelah Idul Fitri hingga saat kenaikan telur ayam terus melonjak hingga mencapai Rp1.500 per butir atau setara Rp45.000 per papan," terang Mustafa.

Dikatakannya, kenaikan harga telur ayam dipasaran menyusul tingginya harga tawar dari distributor.

Meskipun harga meningkat tajam dipasaran, Mustafa mengakui menghabiskan 20 hingga 30 papan telur ayam tiap hari, baik dijual untuk sejumlah rumah makan atau pedagang eceran di kios-kios.

Muzakir, Warga Peureulak, Aceh Timur mengaku terkena dampak negatif kenaikan harga telur. Maka itu, ia mendesak pemerintah mengontrol harga berbagai jenis pangan dipasaran, sehingga masyarakat tidak terbebani dengan harga tawar yang dinilai tidak logis.

"Tidak mungkin dalam jangka waktu 25 hari kenaikan harga telur mencapai 50 persen dari harga sebelumnya. Kami minta pemerintah turun tangan," kata Muzakir.

Tak hanya itu, harga telur di pasar rakyat Gunung Kidul, DI Yogyakarta juga terbilang tinggi karena tingginya permintaan masyarakat yang hajatan dan kegiatan budaya masyarakat akhir-akhir ini.

Kepala Seksi Distribusi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunung Kidul Sigit Haryanto di Gunung Kidul mengatakan dari pemantauan di sejumlah lokasi diketahui ada dua kebutuhan pokok yang meningkat, yakni telur dan cabai.

Harga telur yang sebelumnya Rp23 ribu per kg menjadi Rp24 ribu per kg. "Kemungkinan karena permintaan meningkat, sehingga kedua komoditas tersebut harganya tergolong tinggi," katanya.

Sigit mengatakan dengan kenaikan harga ini, pihaknya terus melakukan pemantauan agar tidak terjadi kelangkaan dan peningkatan harga. "Kami terus melakukan pemantauaan," katanya. (antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER