Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution menyebut sikap proteksionisme Amerika Serikat sebenarnya sudah dimulai sebelum
Donald Trump terpilih sebagai Presiden.
Tren pelonggaran ekonomi AS dimulai usai Negeri Paman Sam ini dilanda krisis pada medio 2007-2008. Kala itu, kata Darmin, AS melakukan pelonggaran kebijakan ekonomi sebagai langkah antisipasi krisis kredit perumahan kala itu.
Pemerintah AS, kata Darmin, membayar semua kredit perumahan yang macet dan menyalurkan dana secara besar-besaran dengan bunga yang rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AS menempuh kebijakan yang negara lain tidak bisa lakukan, dia kemudian bersama bank sentralnya membeli semua kredit yang macet, apa pun dibeli sama mereka dan dia menyalurkan uang secara besar-besaran ke dalam ekonominya dengan bunga yang sangat kecil," papar Darmin di Pusdiklat Kemenlu, Jakarta, Selasa (24/7).
Seusai pelonggaran ekonomi tersebut, AS kemudian melakukan pengetatan. Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) pun mengerek suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR) secara perlahan setelah itu.
Pengetatan itu semakin kentara saat Trump didapuk sebagai Presiden. Pada tahun ini saja The Fed sudah menaikan suku bunga acuan sebanyak dua kali dan akan kembali menaikan dua kali lagi hingga akhir tahun.
Trump kemudian memperparahnya dengan langkah proteksionisme lain, yakni menaikan bea masuk produk baja dan alumunium asal China.
Langkah ini menjadi genderang perang dagang antar kedua negara yang memberikan dampak tidak langsung kepada negara-negara dunia lain, termasuk Indonesia.
Kombinasi kenaikan suku bunga dan penerapan bea masuk tersebut, kata Darmin, berdampak pada laju perekonomian global. Darmin menyebut kebijakan proteksionisme AS berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia termasuk Indonesia.
"Dampak selanjutnya adalah jangka menengah, ekonomi dunia akan melembat termasuk kita. Cuma kalua anda tanya berapa persen, tidak ada yang tahu karena dunia belum pernah mengalami kejadian seperti ini," tutur Darmin.
(agi)