Jakarta, CNN Indonesia --
International Monetary Fund (IMF/Dana Moneter Internasional) menyebut kebijakan Presiden AS
Donald Trump yang mengibarkan bendera
perang dagang dengan China meningkatkan risiko terhadap negaranya sendiri, termasuk ancaman defisit yang kian bengkak.
Dalam pemeriksaan tahunan ekonomi AS, IMF telah memperingatkan tekanan ekonomi AS
dari pemotongan pajak US$1,5 miliar. Demikian dilansir dari
CNN.com, Jumat (15/6).
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengungkapkan rangsangan pertumbuhan ekonomi ketika ekonomi suatu negara sudah cukup kuat bisa meningkatkan risiko terhadap negara terkait, termasuk ekonomi global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memperlebar defisit pada siklus ekonomi saat ini dapat memicu kenaikan inflasi yang lebih cepat dari yang diperkirakan," ujarnya.
Akibatnya, ia menilai bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) bisa saja menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat. Seperti diketahui, kemarin, The Fed memutuskan untuk menaikkan lagi suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.
Kenaikan bunga acuan bank sentral AS tersebut merupakan kedua kalinya pada tahun ini dan mengisyaratkan akan mempercepat kenaikan suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi sampai akhir tahun nanti.
Gubernur bank sentral AS Jerome Powell memproyeksi inflasi AS akan melambung yang dipicu oleh lonjakan harga minyak dunia.
"Ini akan menjadi serius. Bukan hanya bila AS mengambil tindakan, tetapi negara-negara lain juga akan membalas, terutama mereka yang paling terpengaruh, khususnya Kanada, Eropa, dan Jerman," imbuh Lagarde.
(bir)