Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika
Donald Trump menyatakan bahwa negaranya akan benar-benar melaksanakan
perang dagang dengan
China.
Trump menyatakan bahwa langkah tersebut akan mulai dilakukan terhadap produk China bernilai US$34 miliar terlebih dahulu, Jumat (6/7) ini.
Produk tersebut, antara lain alat bajak, bahan semi konduktor, dan komponen pesawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah itu, akan ada lagi US$16 miliar dalam dua minggu. Lalu, US$200 miliar. Kemudian, US$300 miliar. Jadi, kami akan melaksanakan US$50 miliar, US$ 200 miliar dan US$300 miliar," katanya seperti dikutip dari
Reuters, Jumat (6/7).
Pernyataan Trump tersebut disampaikan terkait aksi balasan perang dagang yang akan dilakukan China.
Sebelumnya, Trump sudah mengeluarkan ancaman bahwa pemerintahannya akan mengenakan tarif tambahan terhadap produk China bernilai US$400 miliar seandainya Negeri Tirai Bambu tersebut benar-benar melaksanakan aksi balasan perang dagang terhadap Amerika.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS saat ini sudah mengirimkan notifikasi bahwa mereka akan mulai mengenakan tarif sebesar 25 persen atas 818 produk yang sudah diidentifikasi oleh Kantor Perwakilan Dagang AS Juni lalu.
Barang tersebut, antara lain kendaraan bermotor, komponen pompa, seperti katub, printer, dan komponen industri lainnya.
Langkah tersebut mendapatkan reaksi keras dari Beijing. Mereka menilai bahwa AS telah menabuh genderang perang dengan memberlakukan tarif impor terhadap produk China mulai akhir pekan ini.
China menyatakan sebenarnya tidak mau melakukan perang dagang dengan AS. Tapi lembaga bea cukai China menyatakan bahwa pemberlakuan tarif impor atas barang China di AS akan mereka balas dengan memberlakukan tarif yang sama terhadap produk AS.
Juru Bicara Kementerian perdagangan China Gao Feng mengatakan bahwa pengenaan tarif produk AS yang sudah diusulkan akan memukul AS dan perusahaan asing yang beroperasi di China.
Tarif tersebut akan mengganggu pasokan bahan baku mereka.
"Genderang perang yang ditabuh AS akan mengganggu pasokan global. AS sebenarnya sedang menyalakan bara untuk semua dunia dan diri mereka sendiri dengan kebijakan mereka tersebut," katanya.
Gao yakin walau dibayangi oleh perang dagang, kinerja perdagangan luar negeri akan tetap berjalan baik. Goncangan akibat perang dagang diperkirakan tidak akan berlangsung lama.
Menurutnya, semester kedua tahun ini perdagangan China akan stabil kembali.
Ford Tahan HargaSementara itu, produsen mobil asal AS, Ford Motor Co (F.N) kemarin menyatakan perang dagang tidak akan membuat mereka menaikkan harga eceran produksi mereka.
Ford menyatakan akan mencermati perkembangan dan dampak perang dagang terlebih dahulu.
(reuters/bir)