Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (
INDEF) Enny Sri Hartati menyebut 'obat' untuk pelemahan nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ini adalah perbaikan di sektor riil.
Perbaikan sektor riil, menurutnya, dapat menarik minat investor ke Indonesia untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Alhasil, dana dari investor bisa tertahan lebih lama dan membuat nilai tukar rupiah menguat.
"Kalau dana yang masuk itu minimal yang terukur bakal
stay itu ya jelas investasi (sektor riil), bukan uang panas," terang dia di Jakarta, Rabu (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, kebijakan Bank Indonesia untuk menaikan suku bunga hanya aksi responsif untuk menahan laju pelemahan rupiah. Namun, hal tersebut hanya bersifat sementara jika tanpa perbaikan sektor riil.
Pelaku pasar modal, kata dia, bakal tetap melihat kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Salah satunya, dengan memperhitungkan neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit.
Diketahui, sepanjang semester pertama tahun ini, defisit neraca perdagangan mencapai US$1,02 miliar.
Enny menjabarkan, perbaikan sektor riil dapat dilakukan menyelesaikan masalah yang dihadapi investasi di sektor industri berbasis ekspor. Dengan demikian, ekspor diharapkan akan terdongkrak dan mendatangkan suplai dolar AS ke Tanah Air.
"Sehingga itu yang menghilangkan sumber sakitnya nah nanti baru obat yang diberikan BI (menaikan tingkat bunga) itu efektif," terang dia.
Sebelumnya, nilai tukar rupiag terus mengalami fluktuasi. Dalam kurun waktu dua hari terakhir rupiah sempat beberapa kali melemah dan menguat.
Rupiah pada awal pekan ini, sempat melemah dan menembus level Rp14.500 per dolar AS. Namun, pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah ditutup menguat di level Rp14.475 per dolar AS.
(agi)