Mata Uang Turki Anjlok, IHSG Ambruk 3,29 persen ke 5.877

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Senin, 13 Agu 2018 12:28 WIB
Pada perdagangan siang ini, IHSG ambruk 3,29 persen ke level 5.877, seiring anjloknya mata uang Turki lira yang turut menyeret nilai tukar rupiah.
Ilustrasi pergerakan IHSG.(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anjloknya mata uang Turki, lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ikut menyeret laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada perdagangan sesi I hari ini (13/8), IHSG ambruk 3,29 persen ke level 5.877.

RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp4,09 triliun dengan volume 4,89 miliar lembar saham. Sementara, khusus untuk pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp505,96 miliar.

"Sentimen negatif datang dari Turki. Diperkirakan IHSG koreksinya sentuh 3,5 persen sampai sore" kata Analis Anugerah Sekuritas Bertoni Rio kepada CNNIndonesia.com.

Pelemahan mata uang lira Turki tak hanya berimbas pada pasar saham, melainkan juga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Alhasil, IHSG mendapatkan dua tekanan mata uang sekaligus, dari lira dan rupiah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada pukul 12.00 WIB, nilai tukar rupiah terpantau anjlok di level Rp14.622 per dolar AS atau turun 0,94 persen.

Selain itu, laju IHSG juga terkena sentimen negatif dari realisasi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2018 karena defisitnya melebar.


Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), defisit NPI per kuartal II 2018 sebesar US$4,3 miliar, sedangkan pada kuartal I 2018 hanya US$3,8 miliar.

"Kemudian sebelumnya cadangan devisa (cadev) juga turun," sambung Bertoni.

Pada Juli 2018, BI mencatat cadev Indonesia turun US$1,5 miliar menjadi US$118,3 miliar dari bulan sebelumnya yang masih sebesar US$119,8 miliar.

Ia memprediksi IHSG belum bisa kembali ke level 6.000 pada penutupan sore ini. Sementara, ia berharap BI melakukan intervensi untuk rupiah agar tekanan terhadap rupiah dapat melunak.

"Rupiah dipreriksi Rp14.500 per dolar AS, semoga BI intervensi," pungkas Bertoni. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER