Serangan Teroris Berulang, IHSG Kembali Anjlok 1,33 Persen

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Rabu, 16 Mei 2018 13:53 WIB
IHSG pada perdagangan sesi I hari ini kembali anjlok 78,11 poin atau 1,33 persen ke level 5.760, seiring aksi teroris yang masih berlanjut di Riau.
IHSG pada perdagangan sesi I hari ini kembali anjlok 78,11 poin atau 1,33 persen ke level 5.760, seiring aksi teroris yang masih berlanjut di Riau. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I hari ini, Rabu (16/5), kembali anjlok 78,11 poin atau 1,33 persen ke level 5.760 setelah bergerak di antara 5.743-5.821.

Analis Danpack Sekuritas Harry Wijaya berpendapat penurunan IHSG siang ini dipengaruhi lanjutan aksi teroris yang menyerang di Mapolda Riau pagi ini. Aksi itu menambah kekhawatiran pelaku pasar dalam menanamkan modal di pasar modal.

"Kalau dalam waktu lama masalah ini tidak diselesaikan mungkin bisa buat pelaku pasar asing kurang nyaman atau keluar," ucap Harry kepada CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat, asing jual bersih (net sell) di pasar reguler pada sesi I ini sebesar Rp277,35 miliar. Sementara, net sell asing di seluruh pasar sebesar Rp267,14 miliar.


"Ditambah sudah ada lima negara yang memberikan travel warning ke Indonesia," imbuh Harry.

RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp4,61 triliun dengan volume 5,03 miliar lembar saham. Sementara, 121 saham naik, 203 saham turun, dan 119 saham tidak bergerak.

Di sisi lain, Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko menilai dampak aksi terorisme sejauh ini terbilang masih netral karena penurunan IHSG lebih disebabkan data makro ekonomi berupa neraca perdagangan yang kembali defisit sebesar US$1,63 miliar.


"Gara-gara ekspor April 2018 turun menjadi US$14,47 miliar, jumlah impor naik menjadi US$16,09 triliun," jelas Yuganur.

Tak hanya itu, pelemahan nilai tukar rupiah ikut menambah sentimen negatif bagi IHSG. Terpantau, nilai tukar rupiah ditutup turun 71 poin atau 0,51 persen di Rp14.108 per dolar AS.

"Jadi efek teroris sudah tidak pengaruh banyak dan dolar menguat," tutup Yuganur. (agi/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER