Menko Darmin: Masih ada Ruang untuk Tahan Suku Bunga Kredit

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 15 Agu 2018 22:01 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai masih ada ruang untuk tidak mengerek suku bunga kredit di tengah kenaikan suku bunga acuan BI.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai masih ada ruang untuk tidak mengerek suku bunga kredit di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Hari ini, Rabu (15/8), BI kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen.

"Ada ruang untuk tidak menaikkan suku bunga pinjaman walaupun biaya dana naik, paling tidak naiknya (bunga kredit) tidak proporsional dengan naiknya cost of fund, tanpa menurunkan profit," ujar Darmin dalam konferensi persen bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Hotel Westin Jakarta, Rabu (15/8).

Menurut Darmin, kenaikan suku bunga acuan BI tentu akan berimbas pada terkereknya suku bunga kredit seiring meningkatnya biaya dana (cost of fund). Namun, selisih antara biaya dana dan bunga pinjaman di Indonesia terbilang lebar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmin mencontohkan, suku bunga deposito saat ini rata-rata 5 hingga 5,5 persen per tahun. Saat ini, Darmin memperkiraan dana deposito menyokong sekitar 50 persen porsi pendanaan di Indonesia.

"Kemudian, suku bunga tabungan bunganya juga rendah sekali, apalagi giro," ujarnya.

Dengan demikian, Darmin memperkirakan rata-rata biaya dana di Indonesia hanya berkisar tiga persen.

Sementara, suku bunga kredit bisa berada di level dua digit.

Darmin menduga lebarnya selisih tersebut karena tingginya premi risiko yang ditanggung oleh bank.Karenanya, untuk menurunkan suku bunga kredit bank bisa menurunkan premi risikonya.

"Memang sebagian (selisih) untuk overhead, teknologi dan informasi, macam-macam tetapi yang namanya margin sebesar itu jangan-jangan premi risiko besar sekali bisa dua persen," ujarnya.

Terkait permintaan kredit di tengah kenaikan suku bunga acuan, Darmin mengingatkan bahwa permintaan kredit tidak hanya dipengaruhi oleh suku bunga kredit perbankan tetapi juga prospek keuntungan dari investasi. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER