Jakarta, CNN Indonesia -- Panitia Pelaksana Pertemuan Tahunan
Dana Moneter Internasional (IMF) - World Bank (Bank Dunia) mengaku terus mengantisipasi dampak kejadian
gempa beruntun di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terjadi beberapa waktu terakhir. Meski begitu, panitia belum akan mengubah lokasi perhelatan yang telah ditetapkan di Nusa Dua, Bali.
"Kami tetap antisipasi. Yang jelas, kami dengan IMF dan Bank Dunia selalu monitor bersama-sama," ujar Ketua Pelaksana Harian Panitia Pelaksana Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia Susiwijono di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Senin (20/8).
Panitia, ia melanjutkan, telah berkoodinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, para ahli memperkirakan lokasi gempa susulan mengarah ke arah timur Lombok. "Dalam minggu ini kami akan pastikan posisinya (gempa) seperti apa," terangnya.
Susiwijono mengungkapkan hingga kini, Panitia belum memiliki lokasi alternatif perhelatan akbar yang dijadwalkan pada 8 - 14 Oktober 2018 itu.
"Yang jelas, tidak ada rencana memindahkan lokasi acara," imbuh dia.
Selain sebagai destinasi wisata para delegasi, Lombok juga menjadi lokasi bandara back-up jika terjadi gangguan di Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kegiatan berlangsung.
Apabila terjadi kendala di Lombok, Susiwijono menyebutkan Panitia telah menyiapkan Bandara Banyuwangi sebagai salah satu bandara alternatif delegasi.
Susiwijono memaparkan bahwa hingga akhir Juli, persiapan kegiatan telah mencapai 85 persen. Sementara, 15 persen sisanya mencakup pengiriman infrastruktur teknologi dan informasi serta uji coba terkait.
(bir)