Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati menilai
deflasi sebesar 0,05 persen pada Agustus 2018 merupakan sentimen positif di tengah pasar modal yang masih cenderung bergejolak. Jika sentimen ini dipertahankan, ia yakin investor tak berniat melarikan dananya dari Indonesia.
"Stabilitas harga ini komponen penting karena dalam kondisi global dan
market environment yang
volatile, isu stabilitas penting untuk menjangkarkan
confidence," jelas Sri Mulyani, Senin (3/9).
Meski demikian, pemerintah dianggap masih punya tantangan menstabilkan inflasi hingga akhir tahun nanti. Sebab, depresiasi rupiah sejak awal tahun yang menembus 9 persen secara tahun kalender bisa membuat inflasi barang-barang impor (
imported inflation) melambung tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia juga menakar tren setiap tahun bahwa inflasi akhir tahun akan tinggi karena faktor Natal dan tahun baru.
"Kami akan lihat faktor-faktor ini dengan Bank Indonesia agar jangkar stabilitas ini bisa di-
support dengan pengendalian inflasi yang dimaksud," paparnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) menurun 0,05 persen secara bulanan pada Juli. Angka ini berbalik arah dibandingkan inflasi bulanan pada Juli yakni 0,28 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, ini pun menyebabkan inflasi secara tahun kalender mencapai 2,13 persen. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, inflasi ini tercatat 3,2 persen persen secara tahunan.
"Ini menggembirakan karena ini bisa bikin inflasi hingga akhir tahun bisa sesuai target pemerintah yakni 3,5 persen," ujar Suhariyanto.
(lav/bir)