Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bakal menunda penerbitan
surat utang global (
global bond) sebesar US$750 juta atau sekitar Rp11,1 triliun (kurs Rp14.800 per dolar Amerika Serikat).
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan pihaknya akan kembali berdiskusi dengan Fuad Rizal selaku direktur keuangan yang baru terkait rencana tersebut.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini, Rabu (12/9), jajaran direksi Garuda Indonesia dirombak. Hanya dua direktur lama yang tersisa dalam daftar anggota direksi saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya belum tahu detil global bond dan akan diskusi lagi. Kami mau sehatkan arus kas dulu saat ini, itu penting,," ucap Ari.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) April 2018 lalu, perusahaan telah mendapatkan restu untuk menerbitkan global bond yang bertujuan untuk membayar kembali utang jatuh tempo perusahaan (
refinancing).
Eks Direktur Utama Pahala Mansury sebelumnya menyebut perusahaan memiliki utang jatuh tempo pada 2020 sebesar US$500 juta atau Rp7,4 triliun (kurs Rp14.800 per dolar Amerika Serikat).
Menurut Ari, pihaknya akan terlebih dahulu membenahi arus kas perusahaan dengan mengubah struktur biaya yang selama ini diberlakukan oleh manajemen lama.
Perusahaan juga akan melakukan renegosiasi terhadap masa sewa pesawat demi menurunkan biaya per bulannya. Dengan demikian, pengeluaran perusahaan perlahan berkurang.
"Saya belum punya gambaran, tapi biasanya tidak bisa turun banyak minimal 10 sampai 20 persen," terang Ari.
Informasi saja, IHSG terkoreksi pada perdagangan kemarin sebesar 0,56 persen atau 32,96 poin ke level 5.798. Padahal, mayoritas saham atau sebanyak 207 saham bergerak menguat.
Sementara itu, bursa saham Wall Street bergerak bervariasi tadi malam. Dow Jones dan S&P500 berhasil menguat masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,04 persen, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,23 persen.
(agi)