Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Perindustrian menargetkan
ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sepanjang 2018 bisa tembus US$14 miliar atau Rp223,6 triliun (kurs Rp14.907 per dolar AS). Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto mengatakan optimis target tersebut bisa dicapai.
Pasalnya, berdasarkan data yang dimilikinya, sepanjang Januari-Juli 2018 nilai pengapalan produk TPT Indonesia sudah mencapai US$7,74 miliar atau setara Rp115,3 triliun. Keyakinan juga ia dasarkan pada selesainya perundingan kerja sama perdagangan bebas antara Indonesia-Australia (IA-CEPA).
"Ekspor di industri TPT dapat ditingkatkan lagi seiring selesainya skema perjanjian IA-CEPA," katanya seperti dikutip dari website Kementerian Perindustrian, Rabu (19/9).
Khusus terkait perundingan IA-CEPA, Airlangga mengatakan kesepakatan dagang tersebut nantinya akan membuat bea masuk produk tekstil dan pakaian Indonesia ke Australia terhapus. Kerja sama tersebut akan memudahkan ekspor produk TPT Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, produk TPT Indonesia ke Australia terkena tarif 10-20 persen. "Kemitraan strategis tersebut akan menguntungkan dan memperluas pasar ekspor kita," katanya.
Perluas Kerja Sama
Agar ke depan ekspor TPT dan lainnya bisa terus digenjot, pemerintah kata Airlangga juga terus berupaya menyelesaikan perundingan kerja sama perdagangan bebas dengan negara lain.
Dua perundingan kerja sama perdagangan bebas yang saat ini sedang dikebut; Free Trade Agreement dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS). "Kami terus berupaya mendorong ekspor untuk tiga produk manufaktur unggulan Indonesia' pakaian, tekstil dan sepatu," katanya.
(agt)