Pemerintah Gaduh Impor Beras, Darmin Bilang Baik-baik Saja

Tim | CNN Indonesia
Kamis, 20 Sep 2018 13:05 WIB
Menko Perekonomian Darmin Nasution memastikan hubungan kerja antar kementerian tetap baik-baik saja, meski sempat ada kegaduhan terkait kebijakan impor beras.
Menko Perekonomian Darmin Nasution memastikan hubungan kerja antar kementerian tetap baik-baik saja, meski sempat ada kegaduhan terkait kebijakan impor beras. (Dok. Biro Humas Menko Perekonomian).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan hubungan kerja antar kementerian di Kabinet Kerja tetap baik-baik saja, meski sempat ada kegaduhan terkait kebijakan impor beras.

"Kami baik-baik saja," ucapnya singkat di kantornya, Rabu malam (19/9).

Sebelumnya, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) sempat menolak impor beras karena merasa pasokan beras di gudangnya mencukupi, sekitar 2,4 juta ton dan masih akan bertambah mencapai 3 juta ton pada akhir tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bulog juga merasa tak perlu lagi impor karena tempat penyimpanan di gudangnya sudah penuh. Perusahaan umum itu mengklaim sampai harus menyewa gudang untuk menampung stok beras yang berlimpah itu.

Hal itu berbeda dengan keputusan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang sudah memberi izin impor beras 2 juta ton sampai akhir tahun, di mana sekitar 1,4 juta tonnya sudah direalisasikan dan masuk ke dalam stok Bulog.

Kendati begitu, Darmin tak ingin kebijakan impor beras ini dipermasalahkan lagi. Sebab, ketentuan impor dipastikan tetap akan berjalan, meski sempat ada kegaduhan.


Darmin bilang, sampai akhir tahun setidaknya realisasi impor beras akan mencapai 1,8 juta ton dari total izin impor yang dikeluarkan Kemendag mencapai 2 juta ton. Sementara itu, impor beras sebanyak 200 ribu ton dipastikan gagal karena tidak bisa dipenuhi oleh negara pengimpor, India.

"Sampai minggu ketiga Agustus ketika rapat, itu sudah mulai masuk dna masih ada yang di jalan. Tapi sampai akhir tahun tidak jadi (bertambah) 600 ribu ton, hanya 400 ribu ton karena impor dari India tidak jadi datang," pungkasnya.

(uli/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER