Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) pada perdagangan Senin (24/9) ini diperkirakan akan melemah. Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan melalui risetnya mengatakan pelemahan akan dipicu oleh antisipasi pasar terhadap rencana kenaikan
suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS)
The Fed.
"Pelaku pasar juga antisipasi keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI)," katanya seperti dikutip Senin (29/9).
Sebagai informasi, saat ini suku bunga acuan The Fed 2 persen. Sementara itu, suku bunga acuan BI berada di level 5,5 persen.
Sejumlah analis memperkirakan bila The Fed menaikkan suku bunga acuan mereka, BI akan mengikuti langkah tersebut. Bank yang dikomandani Perry Warjiyo tersebut diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau kenaikan tersebut benar- benar dilakukan kata Dennies, IHSG akan tertekan. "Pelemahan di kisaran
support 5.915-5.936 dan
resistance 5.976-5.995," katanya.
Tapi, perkiraan berbeda diberikan Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta yang mengatakan IHSG pada perdagangan awal pekan ini memiliki ruang penguatan. Menurutnya, IHSG akan tertopang oleh penguatan harga komoditas dunia.
"Pergerakannya akan bervariasi, tapi kecenderungannya menguat," katanya.
Atas dasar itulah, ia memperkirakan IHSG pekan ini akan menguat kembali ke level 6.000. Menurutnya, sepanjang pekan ini IHSG akan bergerak dalam rentang
support 5.815 dan
resistance 6.080.
Pekan lalu IHSG menguat terbatas sebesar 0,45 persen ke level 5.957 dari posisi pekan sebelumnya di level 5.931. Hal ini membuat nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkat 0,55 persen menjadi Rp6.704 triliun.
Namun, bursa saham Wall Street bergerak bervariasi pada akhir pekan lalu. Bila dirinci, Dow Jones dan NYSE Composite masing-masing naik 0,32 persen dan 0,09 persen. Sementara, Nasdaq Composite terkoreksi 0,51 persen.
(aud/agt)