Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (
LPS) Halim Alamsyah memperkirakan nilai tukar
rupiah tak akan kembali lagi ke posisi 10 ribu per
dolar Amerika Serikat (AS). Perkiraan ia buat berdasarkan kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed.
Ia mengatakan kenaikan suku bunga acuan The Fed akan membawa titik keseimbangan baru baik bagi nilai tukar mata uang maupun tingkat suku bunga acuan di pasar global.
Kenaikan suku bunga Fed katanya, juga akan berpengaruh kepada penyesuaian likuiditas global yang bakal berimbas pada adanya aliran dana asing keluar (
capital outflow).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aliran dana keluar tersebut berpotensi menguatkan nilai tukar dolar dan menekan pergerakan mata uang negara lain, termasuk rupiah. "Sebenarnya ini bukan hal yang mengkhawatirkan. Akan terjadi gejolak vloatilitas tinggi karena orang bergitung kembali mempelajari situasi," katanya di Jakarta, Selasa (25/9).
Sebagai pengingat, Fed semakin agresif menaikkan suku bunga acuan mereka. Pada 2018 ini, tercatat mereka sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali.
Fed, diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi tahun ini. Halim memperkirakan untuk menyikapi rencana kenaikan suku bunga tersebut BI sebagai otoritas moneter akan ikut melakukan penyesuaian dengan mengerek bunga acuan mereka.
(ulf/agt)