Bappenas Minta Visi Misi Capres-Cawapres Sesuai RPJMN

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 25 Sep 2018 17:39 WIB
Bappenas meminta capres-cawapres menyesuaikan visi misi kampanye dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.(CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perencana Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) meminta calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 menyesuaikan visi misi kampanye dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan visi misi capres cawapres yang terpilih nantinya akan dituangkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024. RPJMN tersebut bakal menjadi bagian akhir dari RPJP 2005-2025. 

"Apabila sudah ada yang menang, (visi misinya) diterjemahkan menjadi RPJMN 2020-2024. Makanya, setiap kandidat diharapkan menyampaikan visi misi yang sejalan dengan UU perencanaan jangka panjang tersebut," ujar Bambang di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (25/9).
Saat ini, Bappenas telah menyusun kajian teknokratik RPJMN 2020-2024. Visi misi capres-cawapres pun diharapkan juga dapat disesuaikan dengan kajian RPJMN tersebut. Hal ini, menurut dia, juga diperlukan agar visi misi capres cawapres tak berakhir sekadar janji kampanye.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Justru itu (agar tidak sekedar janji), kami sampaikan apa yang ada di RPJP dan (kajian teknokratik) RPJMN, supaya visi misi ini tidak terlalu bergerak jauh dari apa yang ada di UU dan bisa lima tahun ke depan bisa dipenuhi atau bisa dilakukan," imbuhnya.

Kendati begitu, ia enggan mengomentari visi misi kedua capres-cawapres yang sudah beredar saat ini. Menurut dia, publik baru bisa menilai apakah visi misi capres cawapres realistis l setelah resmi disampaikan. 

"Caranya, dengan membandingkan dengan kondisi yang ada serta dokumen yang sudah ada (target yang sudah ada di RPJMN dan RPJP)," katanya.

Ia juga menyebut, dalam menyusun visi misi pembangunan lima tahun ke depan, kedua pasangan Capres-Cawapres saat ini dihadapkan pada dua isu strategis di bidang ekonomi. Kedua isu tersebut, yakni mencakup upaya mengurangi ketergantungan ekonomi pada Sumber Daya Alam (SDA) dan penanganan defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD).


"Risikonya adalah untuk menangani industrialisasi dan karena kondisi saat ini belum tentu hasilnya bisa langsung dirasakan dalam lima tahun. Tapi harus tetap berkelanjutan karena Indonesia harus bisa menyelesaikan masalah-masalah ini yang sebenarnya fundamental," pungkasnya.

Dalam kajian teknokratik RPJMN 2020-2024 yang dibuat Bappenas, rata-rata pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,7 persen. Kemudian, angka kemiskinan di kisaran 5,0-5,7 persen, tingkat pengangguran 4,0-4,6 persen, dan tingkat ketimpangan (gini ratio) di 0,371-0,373.

Sementara hingga semester I 2018, pertumbuhan ekonomi di angka 5,17 persen, angka kemiskinan 9,82 persen, tingkat pengangguran 5,13 persen, dan gini ratio 0,389. (uli/agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER