Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diperkirakan akan mengalami tekanan pada perdagangan Rabu (26/9) ini. Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan pelemahan masih akan dipicu oleh penurunan nilai tukar
rupiah.
Maklum saja, sejak Selasa (25/9) kemarin otot rupiah melemah. Pada Selasa sore, rupiah kembali bergerak lemah di level Rp14.918 per
dolar Amerika Serikat (AS), turun 52 poin dibanding posisi Senin (24/9).
Selain itu, IHSG juga akan mendapatkan tekanan dari kekhawatiran pasar atas potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed. Jika naik, Dennies memperkirakan pelaku pasar dalam negeri akan mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan BI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IHSG berpotensi melemah ke kisaran
support 5.828-5.851 dan
resistance 5.896-5.918," kata Dennies seperti dikutip dari risetnya, Rabu (26/9).
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan selain tertekan oleh dua faktor tersebut, langkah IHSG juga akan tertahan oleh faktor teknikal. Penguatan IHSG yang sudah berlangsung dua pekan akan tertahan sehingga langkahnya akan tertahan.
"Diperkirakan IHSG masih akan bergerak pada zona negatif meskipun terbatas dengan rentang pergerakan 5.781-5.903," ungkap Lanjar melalui risetnya.
Sebagai informasi, IHSG pada sore kemarin ditutup di zona merah dengan pelemahan sebesar 0,13 persen ke level 5.874. Namun, pelaku pasar asing sebenarnya masih tercatat beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp54,92 miliar.
Hal ini juga terjadi di bursa saham Wall Street yang sebagian besar indeksnya melemah tadi malam. Dow Jones turun 0,26 persen, S&P500 turun 0,13 persen, dan Nasdaq Composite turun 0,01 persen.
(aud/agt)