Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) pada sesi perdagangan Selasa (25/9) diperkirakan akan bergerak loyo. Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan IHSG akan melemah, tertekan oleh potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral
Amerika Serikat (AS)
The Fed dan
BI.
"Pelaku pasar masih mengantisipasi kemungkinan tersebut," katanya seperti dikutip dari risetnya, Selasa (25/9).
Selain dari potensi kenaikan suku bunga, pelemahan IHSG juga akan dipicu oleh antisipasi pasar terhadap perang dagang yang masih terjadi antara AS dan China. Walaupun melemah, Dennies mengatakan penurunan IHSG tidak akan tajam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memperkirakan pelemahan hanya akan terjadi di kisaran
support 5.823-5.852 dan
resistance 5.934-5.987.
Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan sebaliknya. Ia mengatakan fundamental ekomomi dalam negeri masih cukup bagus akan menopang pergerakan IHSG dalam beberapa waktu mendatang.
Selain itu, Wiliam juga mengatakan IHSG juga akan tertopang olah rilis laporan keuangan sejumlah emiten. Kinerja keuangan sejumlah emiten yang positif di kuartal III akan menopang pergerakan IHSG.
Atas dasar itulah, ia memperkirakan IHSG Selasa ini akan menguat di kisaran
support 5.789 dan
resistance 6.123. Sebagai informasi, IHSG kemarin berakhir di level 5.882 atau turun cukup tajam sebesar 1,26 persen.
Pergerakan anomali terlihat anomali karena pelaku pasar asing masih mencatatkan beli bersih atau
net buy di pasar reguler sebesar 233,38 miliar. Namun, rupanya IHSG tak melemah sendiri. Mayoritas indeks di bursa saham Wall Street juga terkoreksi tadi malam, misalnya Dow Jones turun 0,68 persen, S%P500 turun 0,35 persen, dan NYSE Composite turun 0,56 persen.
(agt/agt)