Fundamental Kuat, ADB Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen

Tim | CNN Indonesia
Rabu, 26 Sep 2018 18:24 WIB
Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat di level 5,2 persen pada 2018, di tengah sejumlah hambatan ekonomi global.
Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat di level 5,2 persen pada 2018, di tengah sejumlah hambatan ekonomi global. (AFP PHOTO / TED ALJIBE).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap kuat pada 2018 dan 2019 di tengah sejumlah hambatan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 diperkirakan sebesar 5,2 persen, atau meningkat tipis dari level tahun lalu 5,1 persen. Kemudian, akan terus berlanjut pada tahun depan.

Hal itu diungkapkan dalam publikasi ekonomi Asian Development Outlook (ADO) 2018 yang terbit hari ini, Rabu (26/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Meskipun lingkungan global cukup berat, perekonomian Indonesia diproyeksikan masih tumbuh dengan baik tahun ini dan tahun depan," kata Winfried Wicklein, Kepala Perwakilan ADB di Indonesia dalam keterangan tertulis.

Fundamental perekonomian dinilai masih solid, dengan prospek pertumbuhan baik dan inflasi masih terkendali. Posisi fiskal dianggap masih terkelola dengan baik dan sejumlah langkah telah diambil guna menjaga stabilitas.

Meskipun pertumbuhan ekspor melambat dalam jangka pendek, permintaan domestik masih akan bertahan. Transaksi domestik tetap deras meski kebijakan moneter digunakan untuk memitigasi tekanan eksternal dan mendorong stabilitas.


ADB memproyeksi pengeluaran rumah tangga tumbuh stabil. Naiknya pendapatan yang dibarengi dengan pertumbuhan lapangan kerja dan pengeluaran ekstra pada momentum pemilihan umum (Pemilu) diyakini akan membantu mempertahankan tingkat konsumsi.

Pengeluaran rumah tangga juga akan terbantu oleh harga yang stabil, dengan prakiraan inflasi rata-rata sebesar 3,4 persen tahun ini dan 3,5 persen pada 2019.

Investasi swasta akan terpacu oleh adanya sejumlah perbaikan lingkungan usaha, termasuk pembenahan infrastruktur, peningkatan logistik, dan penyederhanaan peraturan.

Belanja pemerintah untuk infrastruktur diyakini masih akan bertahan pada tahun ini dan tahun depan, dengan beberapa proyek besar yang dijadwalkan akan selesai.

Dengan penguatan investasi dan pertumbuhan ekonomi, defisit transaksi berjalan diperkirakan melebar ke level 2,6 persen terhadap PDB.

Laporan ADB juga mencatat kebijakan efektif untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi sangat penting, di tengah ketidakpastian ekonomi global. Terlebih, terjadi ketegangan perdagangan internasional dan pengetatan moneter di Amerika Serikat.


Pemerintah Indonesia diklaim masih menjalankan kebijakan fiskal secara hati-hati, dengan defisit anggaran yang rendah dan utang pemerintah sebesar 30 persen dari PDB," paparnya.

"Hal ini akan memerlukan investasi besar dan dipercepat untuk infrastruktur utama, perbaikan pendidikan dan keterampilan, serta reformasi ekonomi," paparnya.

Sebagai informasi, ADB dimiliki oleh 67 anggota. Sebagai 48 anggota di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia. Pada 2017, operasi ADB mencapai US$32,2 miliar, termasuk US$11,9 miliar dalam bentuk pembiayaan bersama. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER