Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diprediksi semakin keok jelang akhir pekan ini, dipengaruhi oleh kenaikan
suku bunga acuan bank sentral AS,
The Federal Reserve, sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 persen.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengungkapkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) umumnya semakin perkasa usai bank sentral negara tersebut menaikkan suku bunga acuannya.
"Karena kalau suku bunga The Fed tinggi, pelaku pasar asing pasti akan memilih menyimpan uang di AS," kata Dennies kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila rupiah melemah, tentu akan menjadi sentimen negatif bagi pergerakan pasar saham dalam negeri. Makanya, Bank Indonesia (BI) diprediksi melakukan intervensi pada suku bunga acuan dalam negeri.
"Untuk menahan nilai tukar rupiah tetap stabil, BI akan menaikkan suku bunga," jelas Dennies.
Walaupun memang, hal itu akan mempengaruhi suku bunga pinjaman perbankan, sehingga menahan konsumsi dan membuat beban beban bunga utang perusahaan semakin tinggi.
"Jadi akan berdampak ke IHSG," imbuh dia.
Dengan pertimbangan faktor eksternal dari The Fed, Reza memproyeksi IHSG berada dalam rentang support 5.845-5.859 dan resistance 5.897-5.921.
Sementara, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pelemahan IHSG bisa dimanfaatkan pelaku pasar untuk melakukan akumulasi beli atau membeli saham dengan bertahap.
"Mengingat dalam jangka panjang, IHSG masih menunjukkan peluang kenaikan," papar William dalam risetnya.
Hari ini, William masih optimistis IHSG mampu bangkit (rebound) di tengah mekarnya suku bunga acuan The Fed dan potensi kenaikan suku bunga acuan dalam negeri. Menurutnya, IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.789 dan resistance 6.123.
Pada perdagangan kemarin IHSG melemah tipis atau hampir bergerak stagnan di level 5.873 dari hari sebelumnya yang berakhir di level 5.874. Meski melemah, transaksi beli pelaku pasar asing masih ramai sehingga masih tercatat beli bersih (net buy) sebesar Rp233,48 miliar.
Bernasib sama, bursa saham Wall Street juga terkoreksi tadi malam. Dow Jones melemah 0,4 persen, S&P500 melemah 0,33 persen, dan Nasdaq Composite melemah 0,21 persen.
(aud/bir)