Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (
OJK) mengaku
digitalisasi perbankan bakal berdampak pada efisiensi karyawan. Maklum, beberapa aktivitas
perbankan sudah bisa dilakukan secara digital atau tak perlu lagi dilayani di cabang.
Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Antonius Hary mengungkapkan pihaknya kini sedang melakukan kajian terkait dampak digitalisasi perbankan agar mendapatkan gambaran secara detail.
"Saya yakin mungkin ada efisiensi pengurangan, tapi bisa dialokasikan ke bidang-bidang yang sekarang membutuhkan karyawan lebih banyak," tutur Antonius, Kamis (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski ada efisiensi karyawan, tetapi ia optimistis jika bagian tekonologi informasi (TI) di masing-masing perbankan tetap akan membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia (SDM. Hal ini, mengingat perusahaan juga sedang mengembangkan digitalisasi.
"Sekarang tinggal bagaimana SDM nya, siap atau tidak," terang Antonius.
Ia juga menyebut digitalisasi perbankan tak melulu berdampak negatif. Selain karyawan bisa dialihkan ke bidang lain, kata Antonius, digitalisasi perbankan juga bisa berdampak pada pengembangan bisnis baru di masyarakat.
"Internet digital itu usaha, sekarang di kampung saya bisa jualan, tidak sampai harus ke kota besar. Jadi akan muncul bisnis baru," jelas Antonius.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri meramalkan digitalisasi dan revolusi industri 4.0 akan menggerus sejumlah pekerjaan. Beberapa pekerjaan yang dimaksud, yakni tukang pos, kasir bank, agen asuransi, pustakawan, biro perjalanan, dan pekerja restoran siap saji.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, pekerjaan yang berkurang pada periode 2017-2020 di antaranya manajer administrasi, mekanik, tukang cetak, supir petugas ekspedisi, pekerja pabrik, dan operator mesin jahit.
(aud/agi)