BI: Korporasi Tarik Simpanan, DPK Bank Melambat

Tim | CNN Indonesia
Jumat, 28 Sep 2018 08:32 WIB
Bank Indonesia menilai pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan melambat dalam sebulan terakhir, karena korporasi menarik simpanan untuk modal usaha.
Bank Indonesia menilai pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan melambat dalam sebulan terakhir, karena korporasi menarik simpanan untuk modal usaha. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan cenderung melambat dalam sebulan terakhir, karena nasabah bank, khususnya kalangan korporasi, mulai menarik simpanan untuk membiayai modal usaha.

Berdasarkan data bank sentral nasional, DPK bank hanya tumbuh 6,88 persen secara tahunan pada Agustus 2018, lebih rendah dari pertumbuhan Juli 2018 sebesar 6,91 persen.

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan korporasi meningkatkan penarikan simpanan di bank untuk digunakan sebagai modal usaha. Pasalnya, di saat yang bersamaan, korporasi menurunkan akses pembiayaan modal dari utang luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Dari laporan yang kami terima di bulan lalu, korporasi mulai mengurangi pembiayaan luar negeri dan lebih mengandalkan kemampuan mereka sendiri untuk menutup modal usaha," ujar Erwin di Kompleks Gedung BI, Kamis (27/9).

Kendati begitu, Erwin belum bisa memberi penjelasan lebih rinci mengenai korporasi sektor mana yang cenderung lebih banyak melakukan penarikan simpanannya di bank, sehingga pertumbuhan DPK melambat.

Namun, berdasarkan pecahannya, pertumbuhan DPK yang melambat lebih dalam terjadi di simpanan berdenominasi valuta asing (valas), ketimbang denominasi rupiah.


Bersamaan dengan perlambatan DPK saat ini, bank sentral nasional pun merevisi target pertumbuhan DPK pada tahun ini dari semula 9-11 persen menjadi 8-10 persen secara tahunan.

"Pertumbuhan DPK diperkirakan akan mengalami perlambatan dibandingkan dengan capaian 2017 sebesar 9,4 persen," katanya.

Sementara itu, selisih antara pertumbuhan kredit dengan DPK diperkirakan mencapai Rp99 triliun pada akhir tahun. "Tapi ini bukan hal yang besar, karena masih bisa ditutup dengan operasi moneter BI," pungkasnya.

(uli/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER