Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah bergerak melemah pada perdagangan pagi ini di pasar spot hingga nyaris menyentuh Rp15 ribu per
dolar AS.
Rupiah dibuka di level Rp14.945 per dolar AS, atau melemah dari posisi Rp14.910 per dolar AS pada penutupan perdagangan kemarin. Namun, hingga pukul 09.30 WIB, rupiah terus bergerak ke level Rp14.989 per dolar AS. Dengan posisi tersebut, sepanjang tahun ini rupiah tercatat melemah 10,58 persen.
Di kawasan Asia, hanya yen Jepang yang menguat 0,04 dari dolar AS. Sedangkan mayoritas mata uang lainnya justru bersandar di zona merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Won Korea Selatan melemah 0,25 persen, peso Filipina minus 0,16 persen, ringgit Malaysia minus 0,11 persen, baht Thailand minus 0,11 persen, dolar Hong Kong minus 0,07 persen, dan dolar Singapura minus 0,06 persen.
Sebaliknya, di antara mata uang utama di negara maju, hanya rubel Rusia yang melemah 0,02 persen dan euro Eropa yang stagnan di hadapan dolar AS.
Sedangkan mayoritas mata uang justru menguat dari dolar AS. Dolar Australia menguat 0,13 persen, dolar Kanada 0,09 persen, franc Swiss 0,04 persen, dan poundsterling Inggris 0,03 persen.
Kendati rupiah melemah cukup dalam pada hari ini, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai rupiah masih berpotensi berbalik arah dan kemudian menguat di akhir perdagangan pasar spot hari ini karena terbawa penguatan dolar Kanada.
Sementara dolar Kanada berhasil menguat karena sentimen positif dari hampir tercapainya kesepakatan antara AS dengan Kanada untuk mengubah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara
(North American Free Trade Agreement/NAFTA).Dikutip dari
Reuters, kedua negara hampir menyelesaikan kesepakatan mereka untuk mengubah NAFTA, setelah Meksiko lebih dulu menyetujui langkah ini bersama AS. Bila kesepakatan ini benar-benar terjadi, nantinya akan ada perjanjian perdagangan baru bagi ketiga negara.
"Rupiah diharapkan dapat memanfaatkan penguatan dolar Kanada terhadap dolar AS setelah terjadinya kesepakatan antara Kanada dan AS, sehingga kesepakatan NAFTA pun dapat terjaga," katanya, Selasa (2/10)
Kanada akhirnya memberi sinyal mau mengubah NAFTA dengan AS agar akses pasar produk susunya tidak terjegal kebijakan tarif tinggi bea masuk impor dari AS. Selain itu, juga demi melindungi Ottawa dari kemungkinan pengenaan bea masuk impor mobil AS.
(uli/agi)