Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (
PUPR) menyatakan 30 kontraktor asing terpaksa harus menutup usahanya karena tidak mendapatkan proyek di dalam negeri. Sebagian besar kontraktor tersebut berasal dari Eropa.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan selain yang tutup, masih banyak kontraktor asing yang tak berkegiatan.
Catatan Kementerian PUPR, total kontraktor asing terdaftar di Indonesia ada 636. Dari jumlah tersebut, kontraktor yang aktif hanya 196.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syarif mengatakan kontraktor yang non aktif dan tutup tersebut kalah saing dengan kontraktor lokal. "Dalam lelang, mereka pasti lebih mahal karena membawa alat," katanya di Jakarta, Selasa (2/10).
Syarif mengatakan agar ke depan kontraktor asing bisa bertahan, mereka perlu bermitra dengan domestik. Saat ini terdapat 126 ribu kontraktor lokal yang 84 persen di antaranya berskala kecil.
Kontraktor lokal tersebut masih memiliki keterbatasan, terutama dari sisi kualitas sumber daya manusia. Dari data yang dimilikinya, dari 8,1 juta tenaga konstruksi, yang tersertifikasi hanya 500 ribu.
Tak kalah
Ketua Umum Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI) Budi Harto mengatakan kualitas kontraktor lokal saat ini tak kalah dengan asing. Pada era 80-an, kontraktor asing banyak masuk karena kemampuan kontraktor lokal masih terbatas.
Seiring berjalannya waktu, kemampuan kontraktor lokal bisa menyaingi asing. "Dulu membuat
Flyover Semanggi belum bisa, itu dari Korea.JalantolJagorawi juga dari Korea sekarang ribuan kilometer jalan tol itu kita," ujarnya.
Lebih lanjut, menurut Budi, kontraktor lokal memiliki daya saing dari sisi biaya proyek yang biasanya lebih murah. "Kalau kontraktor asing digaji sama dengan saya mana mau," ujarnya.
(sfr/agt)