Peruntungan Bank Cari Cuan di Pertemuan IMF-World Bank 2018

Yulianna Fauzi | CNN Indonesia
Selasa, 09 Okt 2018 15:56 WIB
Pertemuan tahunan IMF-World Bank menjadi peluang bagi perbankan untuk menjajakan layanan jasa keuangan yang dimilikinya demi meraup cuan.
Pertemuan tahunan IMF-World Bank menjadi peluang bagi perbankan untuk menjajakan layanan jasa keuangan yang dimilikinya demi meraup cuan. (ANTARA FOTO/ ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro).
Jakarta, CNN Indonesia -- Mimpi Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tahunan para negara anggota Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-World Bank) akhirnya terwujud.

Tak sekedar menjadi memberikan gengsi, acara bertaraf internasional yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 8-14 Oktober 2018 juga menjadi simpul harap untuk mendongrak perekonomian negeri, terutama di Pulau Dewata.

Entah muluk atau tidak, pertumbuhan ekonomi Bali diharapkan bisa menyentuh kisaran 6-6,4 persen dari sebelumnya sekitar 5,9 persen. Estimasi ini muncul dari proyeksi jumlah peserta mencapai 34 ribu dan perputaran uang menembus Rp5,7 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika hitung-hitungan itu benar, tentu ini menjadi kesempatan emas bagi kalangan perbankan untuk menjajakan layanan jasa keuangan yang dimilikinya, sehingga perhelatan IMF-World Bank juga bisa menjadi sumber cuan bagi bank.


PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk rupanya menjadi salah satu perbankan nasional yang berusaha menjajal peruntungan itu. Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengeluarkan inovasi akun virtual (virtual account) untuk para delegasi pertemuan IMF-World Bank 2018.

Sekretaris Perusahaan BNI Ryan Kiryanto menjelaskan virtual account memungkinkan penggunanya memiliki rekening giro, kartu debit, dan terhubung aplikasi bertajuk BNIVast untuk transaksi pembayaran selama acara berlangsung.

Seperti fungsi rekening giro pada umumnya, pengguna tinggal memindahkan saldo dari rekening bank asal negara tamu ke rekening virtual account. Lalu, aplikasi BNIVast memberikan informasi kepada pengguna mengenai lokasi mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan kantor cabang terdekat.

Kemudian, fungsi kartu debit pada virtual account memungkinkan penggunanya untuk menggesek kartu di mesin perekam data transaksi (Electronic Data Capture/EDC) di toko atau merchant yang ada di tempat berlangsungnya acara hingga seluruh pelosok Bali.


"Aplikasi ini juga memberikan informasi kurs 17 mata uang, menghubungkan penggunanya dengan website resmi BNI, dan menghubungkan pengguna dengan petugas BNI melalui BNI Call dan Whatsapp," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/10).

Untuk perhelatan IMF-WB 2018, bank pelat merah itu menyediakan sebanyak 760 kartu debit virtual account kepada para delegasi dari institusi yang sudah bekerja sama dengan BNI.

Selain mengeluarkan inovasi baru, BNI juga berupaya memaksimalkan layanan perbankan yang sudah ada sejak dulu. Misalnya, pengoperasian ATM, EDC, uang elektronik bertajuk BNI TapCash, akses kartu debit dan kartu kredit dari seluruh bank negara anggota, hingga pembayaran QR Code bertajuk 'Your All Payment' atau YAP!

Seperti halnya BNI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk rupanya juga berupaya mencari peruntungan di tengah perhelatan IMF-WB 2018. Namun, Bank Mandiri tak sampai mengeluarkan inovasi khusus, melainkan lebih memaksimalkan layanan keuangan yang telah dimiliki.

SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan hal ini dilakukan dengan menyediakan sekitar 1.000 keping kartu pembayaran elektronik bertajuk E-Money untuk para tamu undangan acara.

"Kami menempatkan mesin EDC di hotel-hotel yang menjadi official partner (mitra resmi) dari event tersebut di kawasan Nusa Dua. Kami juga menyediakan dua unit money changer di kawasan Nusa Dua untuk memudahkan delegasi bertransaksi," jelasnya.


Kurang Ambisius

Sayangnya, inovasi dan peningkatan layanan jasa keuangan yang dihadirkan perbankan nampaknya kurang ambisius. Hal ini tercermin dari minimnya jumlah penyediaan virtual account dari BNI dan E-Money dari Bank Mandiri.

Virtual account yang disediakan BNI hanya 760 kartu. Sedangkan E-Money yang disediakan Bank Mandiri hanya 1.000 keping. Padahal, potensi peserta acara bertaraf internasional ini mencapai 34 ribu. Selain itu, kedua bank juga tidak memiliki target jumlah volume maupun nominal transaksi.

"Kami ikut serta untuk menyukseskan IMF, tapi kami tidak merencanakan target spesifik," kata Thomas.

Menurut Ryan, bank tidak memiliki target khusus karena kartu debit virtual account ini terbilang baru, meski sudah sempat dikenalkan saat perhelatan Asian Games 2018.
Namun, bank lebih ingin menyesuaikan target dengan kebutuhan para delegasi yang menggunakan.


Belum Sentuh Delegasi

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, penggunaan kartu debit virtual account belum dimanfaatkan oleh para tamu undangan.

Nov Faezya (35) misalnya. Delegasi dari Arab Saudi itu mengaku tidak tahu menahu soal virtual account yang ditawarkan BNI. Di sisi lain, ia mengaku lebih mudah bertransaksi dengan kartu debit dan kredit yang dimilikinya saat ini.

"Saya rasa menggunakan kartu debit sendiri sudah memberikan kemudahan bagi saya. Pilihan lain dengan menukarkan uang tunai, ini juga lebih mudah," katanya.

Senada, James Theodore (40) juga tidak tahu menahu soal penawaran virtual account maupun E-Money. Di sisi lain, ia merasa layanan keuangan itu tidak dibutuhkannya lantaran hanya berada di Bali selama acara berlangsung, yaitu kurang lebih hanya satu pekan.

"Saya tidak berada lama di sini, saya rasa saya tidak perlu menggunakannya, cukup dengan kartu perbankan yang saya miliki saja," pungkasnya. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER