Nusa Dua, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan
Sri Mulyani yakin
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 ini tumbuh lebih baik dibandingkan proyeksi yang dikeluarkan Dana Moneter Internasional (
IMF). Keyakinan ia dasarkan pada kebijakan yang telah diambil oleh otoritas moneter dalam negeri dan pemerintah dalam menjaga ekonomi dalam negeri dari semua tekanan.
Ekonomi dalam negeri belakangan ini mendapatkan tekanan hebat dari normalisasi kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat The Fed. Normalisasi kebijakan tersebut telah membuat nilai tukar rupiah ambles.
Rupiah dalam asumsi APBN 2018 dipatok di Rp13.400 per dolar AS. Tapi per Selasa (9/10) ini, rupiah sudah ambles ke level Rp15.223 per dolar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi tekanan tersebut, Bank Indonesia selaku pembuat kebijakan di bidang moneter kata Ani, telah mengerek suku bunga acuan agar investor tetap tertarik menanamkan dananya di dalam negeri.
"Kenaikan suku bunga, pasti kami lihat akan berpengaruh terhadap investasi dan nilai tukar," katanya di Bali, Selasa (9/10).
Sementara dari sisi fiskal, agar tekanan tidak terus terjadi pemerintah sudah berupaya membenahi defisit neraca transaksi berjalan dengan mengendalikan impor. "Kami harap dengan itu, impor turun dan ekspor membaik," katanya.
IMF dalam Laporan Perkiraan Ekonomi Dunia Oktober, memproyeksikan ekonomi Indonesia 2018 ini hanya akan tumbuh 5,1 persen. Proyeksi tersebut turun jika dibandingkan dengan ramalan yang mereka berikan sebelumnya.
Pasalnya, April lalu IMF masih memproyeksikan ekonomi dalam negeri 2018 masih bisa tumbuh 5,3 persen. Dalam proyeksi tersebut, IMF menyatakan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan banyak disebabkan oleh pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh sejumlah negara di dunia, termasuk AS.
Selain itu, IMF dalam proyeksi tersebut juga menyatakan ekonomi Indonesia akan mendapatkan beban berat dari kenaikan harga minyak dunia dan perang dagang yang berkecamuk antara AS dengan China.
Ani mengakuiproyeksiIMF soal faktor penekan ekonomi 2018 yang digunakan untuk memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2018 ini sejalan dengan yang sudah diantisipasi pemerintah dan BI selama ini.
(uli/agt)