Hadapi Perang Dagang, Kemenkeu Dorong Kongsi Selatan-Selatan

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 09 Okt 2018 17:50 WIB
Kementerian Keuangan mendorong kerja sama antara negara di wilayah selatan untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Kementerian Keuangan mendorong kerja sama antara negara di wilayah selatan untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global. (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta).
Nusa Dua, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendorong kerja sama antara negara di wilayah selatan (Kerja Sama Selatan-Selatan) untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global akibat ketegangan perdagangan dan perang tarif di negara maju.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengungkapkan ketegangan perdagangan dan perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China berdampak besar pada pasar global. Kenaikan tarif impor suatu negara akan berimbas pada kinerja ekspor negara lain.

"Keadaan ekonomi global saat ini menuntut pentingnya Kerja Sama Selatan-Selatan terutama untuk menciptakan respon serta strategi dalam menangani berbagai situasi yang terjadi," ujar Mardiasmo saat menghadiri diskusi panel 'The Growing Importance of South-south Cooperation Amid Trade Tensions and Global Financial Market Volatility' di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mardiasmo mengingatkan perdagangan antar negara bukan zero sum game, yakni ketika satu negara mendapatkan manfaat, maka negara lain akan merugi. Sebaliknya, hal itu dapat menjadi peredam gejolak melalui peningkatan volume perdagangan. Salah satunya, melalui pengurangan hambatan perdagangan.

Pemerintah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan untuk menetralisir kondisi ekonomi, sembari tetap menjaga kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, pemerintah Indonesia akan bergerak aktif dalam meningkatkan industri pendongkrak ekspor dan menyerap tenaga kerja.

"Pemerintah akan mendukung penuh sektor industri dan mereformasi perpajakan dalam rangka mendukung sektor manufaktur dan meningkatkan aktivitas ekspor," ujarnya.


Pada kesempatan yang sama, Direktur Pelaksana I Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Dwi Wahyudi mengungkapkan proyeksi perdagangan dapat mengurangi akses pasar ke negara-negara maju. Akibatnya, persaingan antar negara di pasar ekspor bakal semakin sengit.

Kerja Sama Selatan- Selatan, lanjut Dwi, dapat menjadi strategi untuk menciptakan peluang penetrasi pasar alternatif sebagai solusi mengatasi masalah global.

"Untuk melakukan penetrasi pasar, LPEI mendukung pembiayaan ke negara-negara di kawasan Afrika dan ini sejalan dengan Penugasan Khusus yang diberikan Pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 787/KMK.08/2017," ujar Dwi.


Guna menjalankan penugasan tersebut, LPEI akan memberikan fasilitas berupa pembiayaan, penjaminan, hingga asuransi. Produk ekspor yang mendapat fasilitas tersebut ialah barang maupun jasa yang memenuhi kontribusi dalam negeri sesuai peraturan perundang-undangan. (sfr/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER