
Masih Dibayangi The Fed, Rupiah Melemah Tipis Dekati Rp15.200
Tim, CNN Indonesia | Jumat, 19/10/2018 09:27 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.195 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot pagi ini, Jumat (19/10), melemah tipis dibanding sesi perdagangan Kamis (18/10) sore yang berada di level Rp15.194.
Di kawasan Asia, mayoritas mata uang melemah dari dolar AS. Won Korea Selatan melemah 0,26 persen, peso Filipina minus 0,14 persen, yen Jepang minus 0,1 persen, ringgit Malaysia minus 0,1 persen, dan dolar Hong Kog minus 0,01 persen. Hanya dolar Singapura dan baht Thailand yang menguat dari dolar AS, masing-masing 0,09 persen dan 0,07 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru bersandar di zona hijau. Dolar Kanada menguat 0,11 persen, dolar Australia 0,06 persen, euro Eropa 0,05 persen, dan poundsterling Inggris 0,04 persen. Sementara rubel Rusia stagnan dan franc Swiss melemah 0,12 persen dari dolar AS.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan kembali melemah pada hari ini karena masih ada bayang-bayang tekanan dari bank sentral AS, The Federal Reserve.
Di risalah rapat mereka, The Fed memastikan akan tetap agresif (hawkish) dalam mengelola sektor moneter dengan kembali mengerek tingkat bunga acuan pada Desember mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk melanjutkan normalisasi secara bertahap yang telah dilakukan sejak akhir tahun lalu.
"Meski di dalam negeri terdapat sentimen positif, namun tidak cukup kuat untuk mengangkat laju rupiah. Hal ini membuat rupiah rapuh, seiring dengan potensi dolar AS yang kembali menguat," jelas Reza, Jumat (19/10).
Sementara sentimen positif dari dalam negeri yang dimaksud, realisasi penerimaan pajak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Pemerintah mengklaim penerimaan pajak mencapai Rp900,86 triliun atau sekitar 63,26 persen dari target.
(uli/agt)
Di kawasan Asia, mayoritas mata uang melemah dari dolar AS. Won Korea Selatan melemah 0,26 persen, peso Filipina minus 0,14 persen, yen Jepang minus 0,1 persen, ringgit Malaysia minus 0,1 persen, dan dolar Hong Kog minus 0,01 persen. Hanya dolar Singapura dan baht Thailand yang menguat dari dolar AS, masing-masing 0,09 persen dan 0,07 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru bersandar di zona hijau. Dolar Kanada menguat 0,11 persen, dolar Australia 0,06 persen, euro Eropa 0,05 persen, dan poundsterling Inggris 0,04 persen. Sementara rubel Rusia stagnan dan franc Swiss melemah 0,12 persen dari dolar AS.
Di risalah rapat mereka, The Fed memastikan akan tetap agresif (hawkish) dalam mengelola sektor moneter dengan kembali mengerek tingkat bunga acuan pada Desember mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk melanjutkan normalisasi secara bertahap yang telah dilakukan sejak akhir tahun lalu.
"Meski di dalam negeri terdapat sentimen positif, namun tidak cukup kuat untuk mengangkat laju rupiah. Hal ini membuat rupiah rapuh, seiring dengan potensi dolar AS yang kembali menguat," jelas Reza, Jumat (19/10).
Sementara sentimen positif dari dalam negeri yang dimaksud, realisasi penerimaan pajak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Pemerintah mengklaim penerimaan pajak mencapai Rp900,86 triliun atau sekitar 63,26 persen dari target.
Lihat juga:IHSG Terkoreksi Tipis ke Level 5.845 |
ARTIKEL TERKAIT

Rupiah dan Mata Uang Asia Lemas 'Dihantam' The Fed
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Rupiah Kembali Tertekan Sentimen Kenaikan Bunga Acuan As
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Rupiah Kian Perkasa, Jauhi Level 15.200 per Dolar AS
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Pelemahan Rupiah Dongkrak Penerimaan BI
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Rupiah Diramal Terus Menguat dari Dolar AS
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Dolar Keok, Rupiah Perkasa Sentuh Rp15.176
Ekonomi 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

VIDEO: Trump Sebut Pemakzulan Jadi Cobaan Berat Bagi Keluarga
Internasional • 15 November 2019 19:59
Trump soal Pemakzulan: Saya Terlalu Sibuk untuk Tonton Hoaks
Internasional • 14 November 2019 12:40
Instagram Akan Bayar Pembuat Konten IGTV Hingga Ribuan Dolar
Teknologi • 13 November 2019 02:19
Dituduh Sponsor Terorisme, Korut Kutuk Laporan Kemlu AS
Internasional • 05 November 2019 14:57
TERPOPULER

SBY Ingatkan Jokowi Soal Pengangguran Picu Arab Spring
Ekonomi • 39 menit yang lalu
Erick Thohir Kaji Pecat Orang Garuda Soal Pelecehan Pramugari
Ekonomi 1 jam yang lalu
Ahok: Ridho Tuhan Bawa Pertamina Jadi Perusahaan Kelas Dunia
Ekonomi 2 jam yang lalu