RI Perlu Pertajam Perencanaan Pembangunan Pelabuhan

CNN Indonesia
Kamis, 25 Okt 2018 02:00 WIB
Asosiasi Global untuk Infrastruktur Transportasi Kemaritiman menilai Indonesia perlu meningkatkan ketajaman dalam perencanaan pelabuhan.
Pelatihan bagi profesional di bidang kemaritiman yang digelar Asosiasi Global untuk Infrastruktur Transportasi Kemaritiman (PIANC) di Batam, Rabu (24/10). (CNN Indonesia/Joko Panji Sasongko)
Batam, CNN Indonesia -- Asosiasi Global untuk Infrastruktur Transportasi Kemaritiman (PIANC) menilai Indonesia perlu meningkatkan ketajaman dalam perencanaan pelabuhan, khususnya pada pembangunan pelabuhan berskala besar.

Wakil Ketua PIANC Indonesia Ade Darmawan menjelaskan untuk meningkatkan kemampuan dalam perencanaan tersebut, Indonesia perlu belajar dan bekerja sama dengan negara-negara atau pihak lain yang berpengalaman.

PIANC cabang Indonesia pun menggelar pelatihan bagi profesional di bidang kemaritiman di Hotel Best Western Premier Panbil, Batam, Kepulauan Riau, sejak 24-26 Oktober 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami coba diskusikan dan latih di sini (pelatihan PIANC Indonesia). Mudah-mudahan bisa nambah pengetahuan kita semua termasuk saya biar nanti ke depannya perencanaan lebih baik," ujar Ade di Batam, Rabu (24/10).

Kata Ade, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perencanaan di bidang kepelabuhan. Pelatihan ini juga bertujuan untuk memberikan wadah bagi para profesional bertukar pengetahuan dan pengalaman seputar perencanaan pembangunan infrastruktur pelabuhan.

"Acara ini bertujuan untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman. Saya melihat salah satu aktifitas penting di bidang kami adalah mengenai perencanaan pelabuhan," terang Ade.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com peserta yang mengikuti pelatihan beragam. Dari unsur pemerintah, yakni dari Kemenko Maritim dan BPKS. Unsur pengembang pelabuhan, yakni Jurong Port Authority (Singapura), serta PT Pelabuhan Indonesia I, II, dan III.

Selanjutnya, dari unsur profesional yang ikut pelatihan, antara lain dari Royal HaskoningDHV, Surbana Jurong (Singapura), PT Timur Bahari, DHI, dan Boskalis International Pte Ltd (Singapura). Selain itu, akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Universitas Parahyangan.

Dalam pelatihan tersebut, PIANC mengundang dosen Universitas Teknologi Delft, yakni Han Ligteringen. Han adalah seorang akademisi dan profesional yang sudah malang melintang di dunia kemaritiman.

Selain itu, pelatihan ini juga akan diisi oleh Director Project and Senior Consultant Royal HaskoningDHV Ronald Stive dan Principal Engineer of Critical Projects OMC International Laurence Benn.

Lebih lanjut, Ade memaparkan pelatihan tersebut dilaksanakan dengan matang. Ia mengklaim pihaknya sudah memetakan sejumlah hal yang perlu diketahui oleh para peserta pelatihan.


Beberapa materi pelatihan, di antaranya mengenai tata cara penyusunan rencana induk pelabuhan, keberlanjutan dalam perencanaan pelabuhan, dan desain alur pelayaran pelabuhan.

Di akhir pelatihan itu, peserta juga akan diajak untuk mempraktikkan semua materi yang sudah diberikan oleh para narasumber melalui studi kasus.

"Jadi semua materi disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan pelabuhan di Indonesia, mudah-mudahan pengetahuan yang didapat akan berguna bagi praktisi di bidang pelabuhan," jelasnya.

Ade menjelaskan PIANC merupakan forum bagi profesional di seluruh dunia untuk memberikan saran untuk mewujudkan infrastruktur air yang hemat biaya, andal, aman, serta berkelanjutan. Forum itu terbentuk sejak 1855 dan berkantor pusat di Belgia.

Sementara PIANC Indonesia, Ade menyampaikan terbentuk sejak tahun 2015. PIANC Indonesia dibentuk sebagai forum untuk meningkatkan kapasitas teknis dari para profesional maritim di Indonesia.

PIANC Indonesia diketuai oleh Rahman Hidayat yang kini menjabat sebagai Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata Kemenko Maritim. (panji/agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER