Moody's Ganjar Rating Kredibel untuk Inalum

CNN Indonesia
Jumat, 26 Okt 2018 18:26 WIB
Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Service mengganjar rating Baa2 kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan prospek stabil.
Petugas melakukan proses penyimpanan sementara aluminium ingot di pabrik peleburan PT Inalum, Batubara, Sumatera Utara. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Service mengganjar rating Baa2 kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum dengan prospek stabil. Ini merupakan kali pertama Moody's memberikan rating pada induk perusahaan BUMN sektor tambang itu.

Rating Baa2 untuk Inalum mencerminkan penerapan metodologi penilaian Moody's untuk penerbit yang terkait dengan pemerintah. Sebagai catatan, Moody's memberikan rating kredit pemerintah Indonesia di level Baa2.

Penilaian itu menggabungkan kualitas kredit mandiri, atau penilaian kredit dasar (baseline credit assessment/BCA) di level ba2 dan ekspektasi Moody's terhadap Inalum yang akan mendapatkan dukungan luar biasa dari pemerintah pada saat dibutuhkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"BCA ba2 Inalum mencerminkan diversifikasi portofolio pertambangan perusahaan mulai dari batu bara, emas, nikel, timah, tembaga, dan aluminium dan juga rendahnya biaya operasional yang berdaya saing di tingkat global," ujar Wakil Presiden Moody's Brian Grieser dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (26/10).

Moody's menilai Inalum akan mendapatkan dukungan dari pemerintah Indonesia mengingat peran strategis Inalum sebagai induk holding tambang pelat merah dan rekam jejak dukungan pemerintah terhadap Inalum selama ini.
Rating Inalum diperkirakan tidak akan berubah untuk 12 hingga 18 bulan ke depan mengingat besarnya utang dan rencana belanja modal. Namun, dalam jangka yang lebih panjang, Moody's dapat mengerek rating Inalum jika arus kas yang masuk di anak usaha melampaui perkiraan Moody's sehingga dividen yang diterima Inalum menjadi lebih besar dan kemampuan membayar cicilan dan bunga utang terjamin.

Selain itu, rating bisa juga nak jika perseroan menunjukkan perbaikan yang berkelanjutan dalam profil utangnya. Kendati demikian, Rating Moody's terhadap Inalum dapat dipangkas karena beberapa faktor.

Salah satunya, bila Moodys memangkas peringkat utang pemerintah. Selain itu, pemangkasan juga bisa dilakukan bila terjadi gangguan operasional Inalum yang menggerus volume produksi dan pendapatan mereka.

Pemangkasan juga bisa dilakukan bila kinerja industri Inalum menurun sehingga mengakibatkan turunnya pendapatan anak usaha. Atau, jika Inalum mulai membayar dividen sebelum perusahaan memulihkan leveragenya  dan kembali melakukan akuisisi yang dibiayai dengan utang.

Di saat yang sama, Moody's juga menyematkan peringkat Baa2 kepada obligasi senior tanpa jaminan yang akan diterbitkan oleh Inalum. Pendanaan dari obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai transaksi divestasi senilai US$3,85 miliar untuk mengerek porsi saham perseroan dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen di PT Freeport Indonesia.
Sebanyak 10 persen di antaranya merupakan saham jatah pemerintah daerah. Pada 23 September 2018 lalu, Inalum telah meneken perjanjian jual beli saham dengan Freeport-McMorran Inc dan Rio Tinto.

GriesermenilaiInalum akan diuntungkan dariskalaoperasionalFreeport Indonesia. Maklum,Freeport merupakan perusahaan tambang tembaga terbesar kedua di dunia dan tambang emasterbesardiGrasberg.

"Kendati demikian, risiko kredit akan naik akibat kenaikan leverage keuangan dan proyek ekspansi modal yang kompleks Freeport Indonesia," ujar Grieser.

Moody's menilai akuisisi saham yang didanai dari utang itu akan mengerek leverage pro forma Inalum dari satu kali pada 30 Juni 2018 menjadi empat kali. Transaksi divestasi akan rampung jika sejumlah kondisi terpenuhi.

Kondisi tersebut antara lain; Inalum memperoleh dana untuk membiayai akuisisi saham, pemerintah menerbitkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk Freeport Indonesia, masalah lingkungan terselesaikan, dan pemerintah memberikan perpanjangan rekomendasi ekspor.
(sfr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER