Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mendesak pemerintah untuk memastikan bahwa pesawat
Boeing seri 737 Max 8 yang digunakan maskapai
Lion Air bukan produk cacat. Pesawat itu jatuh di perairan Karawang dalam rute terbang dari Jakarta menuju Pangkalpinang saat membawa 189 penumpang, pilot dan ko-pilot, serta enam awak.
Menurut Agus, pesawat buatan pabrik manufaktur asal Amerika Serikat itu boleh saja dikategorikan sebagai produk anyar dan canggih dari versi lawasnya, yakni Boeing 737. Namun, bukan tidak mungkin burung besi tersebut tidak sempurna.
"Produk baru kan tidak selalu mulus, pasti ada cacat. Semua pasti ada. Nah, ini harus dicari dan dipastikan apakah Boeing 737 Max 8 yang dipakai (Lion Air JT-610) bermasalah atau tidak," ujarnya dalam diskusi bertemakan Potret Dunia Penerbangan Indonesia di Jakarta, Sabtu (3/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mengatakan pasti ada sejumlah perbedaan komponen yang spesifik antara Boeing 737 MAX 8 dan generasi sebelumnya, Boeing 737 NG, walaupun klaim para ahli melihat tidak banyak perbedaan antara kedua generasi pesawat itu.
"Setiap komponen pesawat pasti ada spesifikasi penangannnya, apalagi ini beda seri dan generasi. Jadi, mekanik harus paham semua perbedaan teknologi ini," tutur dia.
Insiden penerbangan Lion Air JT-610
jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10) menimbulkan pertanyaan terkait teknologi Boeing 737 Max 8.
Sebab, pesawat tersebut tergolong buatan teranyar Boeing dan baru dibeli Lion Air pada Agustus 2018 lalu. Satu pesawat Boeing 737 Max 8 disebut dibanderol seharga US$90,8 juta atau setara Rp1,3 triliun.
Pesawat jenis baru itu diklaim mampu menghemat bahan bakar hingga 20 persen dibanding versi 747 lawas. Boeing juga menyebut 737 MAX 8 ini memiliki kabin yang lebih senyap dari versi sebelumnya.
Lion Air dikabarkan menjadi salah satu maskapai pertama di dunia yang menerbangkan pesawat versi baru tersebut sejak 2017 lalu. Maskapai berbiaya tarif rendah itu tercatat telah memesan 218 unit Boeing 737 MAX 8 pada 2017 lalu.
Agus mengatakan pemerintah juga harus melibatkan Boeing dalam penyelidikan kecelakaan Lion Air JT-610 yang menewaskan 189 orang itu.
Tak hanya itu, Agus juga meminta pemerintah dan pihak maskapai memastikan bahwa pilot, kopilot, dan kru pesawat JT-610 memahami pengoperasian Boeing 373 MAX 8.
"Industri manufaktur pesawat tentu harus dilibatkan diskusi dengan KNKT dan pemerintah dalam penyelidikan kecelakaan. Selain pesawat, otoritas juga harus bisa memastikan apakah pilot dan kru kapal sudah memahami teknologi baru yang ada pada Boeing 737 MAX 8," tandasnya.
(rds/bir)