Jakarta, CNN Indonesia -- PT Angkasa Pura II (
AP II) mengaku tengah mencari mitra strategis guna mengelola empat
bandara yang baru saja ditugaskan oleh pemerintah. Kempatnya, yakni bandara di Tanjung Pandan Belitung, bandara di Tanjung Karang Lampung, bandara di Bengkulu dan Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya.
Direktur Keuangan AP II Andra Y Agussalam mengatakan kerja sama dengan mitra strategis dilakukan dalam hal pemanfaatan aset pemerintah, seperti konsesi. Dengan demikian, mitra strategis itu bukan hanya ikut pengoperasian saja, tapi juga pengembangan bandara.
"Jadi mungkin 30 tahun ke depan dihitung berapa kontribusi tetap yang kami berikan, katakanlah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenub)," ucap Andra, Kamis (8/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, AP II masih menghitung berapa kebutuhan pengembangan masing-masing bandara tersebut. Namun, rata-rata bandara membutuhkan investasi Rp500 miliar.
"Tapi kan tidak sekaligus, secara bertahap seiring dengan peningkatan penumpangnya. Tapi rata-rata segitu," tutur Andra.
Terkait kebutuhan belanja modalnya sendiri, perusahaan mengalokasikan dana sebesar Rp8,5 triliun untuk operasional dan pengembangan proyek AP II sendiri. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp5,5 triliun berasal dari perbankan.
"Sekarang baru cair Rp4 triliun, Rp1,5 triliun mungkin satu sampai dua minggu lagi. Sisanya dari obligasi," jelas Andra.
Rencananya, perusahaan juga akan menerbitkan obligasi sebesar Rp750 miliar dengan penawaran kupon 8-9,2 persen. Surat utang itu akan diterbitkan dalam dua seri dengan tenor tiga dan lima tahun.
Bila sesuai rencana, perusahaan akan mendapatkan penyertaan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 November 2018. Kemudian, penawaran umum dilakukan pada 3-4 Desember 2018.
Setelah itu, perusahaan akan melakukan penjatahan pada 5 Desember 2018. Terakhir, pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 10 Desember 2018.
(aud/agi)