Manajer Investasi Bakal Rombak Portofolio

CNN Indonesia
Selasa, 13 Nov 2018 10:09 WIB
Sejumlah perusahaan asset manajamen bakal merombak portofolio seiring rencana penambahan indikator free float dalam pembobotan saham indeks LQ45 dan IDX30.
Ilustrasi pergerakan saham. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah perusahaan asset manajamen bakal merombak (rebalancing) portofolio usai Bursa Efek Indonesia (BEI) melempar wacana untuk menambah indikator jumlah free float dalam penilaian pembobotan saham indeks LQ45 dan IDX30.

Free float adalah rasio batas minimum saham yang beredar di publik. Saat ini, mengacu pada surat keputusan direksi BEI nomor Kep-00001/BEI/01-2014 mengenai Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat tertulis seluruh emiten wajib memenuhi free float minimal 7,5 persen.

Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management mengungkapkan salah satu produk reksa dana perusahaan mengacu pada indeks IDX30. Maka itu, jika ada perubahan saham dalam indeks tersebut, tentu Panin Asset Management akan mengikuti dengan mengganti pula portofolio dalam produknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki reksa dana indeks yang mengacu pada kinerja IDX-30 sehingga dilakukan penyesuaian. Perubahan ini memang akan berdampak pada pengelolaan investasi," tutur Rudiyanto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/11).

Dengan kata lain, emiten yang memiliki float kecil akan dikurangi kepemilikannya oleh manajer investasi itu sendiri. Menurut Rudiyanto, saham dengan jumlah free float besar akan lebih liquid dibandingkan dengan saham emiten yang kepemilikan investor ritelnya masih rendah.


"Kenaikan  free float ini bukan paksaan, tapi ada baiknya free float sekitar 20-40 persen supaya saham liquid dan harganya mencerminkan fundamental yang sebenarnya," jelas Rudiyanto.

Setali tiga uang, Direktur Utama PT Avrist Asset Management Hanif Mantiq menjelaskan pihaknya akan mengubah portofolionya karena terdapat produk yang mengacu pada indeks LQ45 dan IDX30. Namun, perubahan itu dinilainya tak akan signifikan.

"Reksadana indeks Avrist IDX30 ke IDX30 sementara Avrist Blue Safir, yang benchmark ke LQ45 hanya akan ada sedikit perubahan," ujar Hanif.

Avrist Asset Management umumnya melakukan perubahan portofolio setiap Februari. Makanya, perombakan belum akan dilakukan dalam waktu dekat meski diskusi penambahan indikator penilaian bobot saham sudah dilakukan sejak awal November 2018.

"Avrist juga akan membuat reksa dana indeks baru yaitu Avrist LQ45 yang mungin meluncur bertepatan pada Februari yang diperuntukkan bagi investor ritel," ucap Hanif.


Ia berpendapat rencana BEI terbilang cukup positif. Sebab, hal itu lebih adil dibandingkan dengan menilai pembobotan suatu saham hanya melalui nilai kapitalisasi pasar (market capitalization). Terlebih, bursa global juga menggunakan indikator free float dalam menilai pembobotan saham.

"Jika market capitalization saja sementara free float terbatas akan menyebabkan investor kesulitan membeli saham di pasar," ungkap Hanif.

Selain itu, jumlah free float yang tinggi juga akan mengurangi risiko kecurangan di pasar, seperti investor yang memonopoli harga suatu saham di pasar atau disebut dengan cornering. Jadi, Hanif meyakinkan sebenarnya tak ada pihak yang dirugikan dalam wacana BEI ini.

"Secara keseluruhan akan menguntungkan BEI dan investor," tegas Hanif.

Direktur Utama Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana pun sudah siap merombak portofolionya jika rencana tersebut direalisasikan. Namun, sama seperti Avrist Asset Management, perombakan tak akan dilakukan besar-besaran.

"Mungkin iya tapi tidak banyak karena kepemilikan saham blue chip kecil," ujar Jemmy.


Perusahaan, kata Jemmy, akan merombak isi portofolio tiap produk reksa dana yang ditawarkan pada tiap kuartal. Berarti, paling cepat Sucorinvest Asset Management akan mengubah portofolionya pada Desember 2018 atau Januari 2019 mendatang.

Sebagai informasi, untuk saat ini BEI menghitung bobot saham untuk masuk LQ45 dan IDX30 dengan dua faktor. Faktor pertama adalah likuiditas yang terdiri dari nilai transaksi, frekuensi transaksi, jumlah hari transaksi di pasar reguler, dan kapitalisasi pasar. Faktor kedua berdasarkan fundamental, di mana BEI akan melihat dari sisi kinerja keuangan dan kepatuan perusahaan.

Terkait rencana penambahan free float untuk menghitung bobot saham, BEI telah melakukan sosialisasi dan diskusi dengan pelaku pasar sejak awal November dan akan berlangsung hingga pekan kedua bulan ini. Setelah itu, BEI akan mengumumkan secara resmi terkait rencana penerapan free float pada indeks LQ45 dan IDX30 pada pekan ketiga bulan ini.

Selanjutnya, pengumuman perubahan konstituen dan bobot indeks di LQ45 dan IDX30 dilakukan pada pekan ketiga Januari tahun depan. Terakhir, rencana ini akan efektif mulai awal Februari 2019 (aud/agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER