Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat
laba bersih PT
Pertamina (Persero) hingga kuartal III 2018 hanya mencapai Rp5 triliun. Laba tersebut anjlok Rp30 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp35 triliun.
Kinerja tersebut terungkap dalam data Kementerian BUMN yang dipaparkan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Bisnis Aloysius Kiik Ro pada Selasa (4/12). Data tersebut juga mengungkapkan total utang Pertamina yang melonjak dari Rp371 triliun menjadi Rp522 triliun.
Di sisi lain, aset meningkat dari Rp694 triliun menjadi Rp923 triliun. Sedangkan ekuitas naik dari Rp323 triliun menjadi Rp400 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laba Pertamina anjlok secara signifikan sejak 2016. Pada akhir 2016, perusahaan mencatatkan laba mencapai US$3,15 miliar atau sekitar Rp42,3 triliun. Laba tersebut kemudian turun menjadi US$2,54 miliar atau sekitar Rp34,4 triliun.
CNNIndonesia.com berusaha menghubungi Direktur Keuangan Pertamina Pahala Mansury guna meminta konfirmasi. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada jawaban dari Pertamina.
Pahala sebelumnya memperkirakan laba perusahaan hingga akhir tahun ini akan menciut dibandingkan perolehan di akhir tahun lalu yang mencapai US$2,54 miliar atau sekitar Rp34,4 triliun (kurs 2017 Rp13.548 triliun). Namun, ia enggan menjabarkan penyebab penurunan laba perusahaan.
Tahun ini, Pertamina sebenarnya menargetkan perolehan laba mencapai Rp32 triliun.
Seperti diketahui, harga minyak mentah pada tahun ini sempat mencatatkan tren kenaikan hingga sempat menyentuh US$80 per barel. Namun, harga minyak beberapa waktu terakhir mulai mengalami tren penurunan dan berada di kisaran U$ 50-60 per barel.
Pemerintah sebelumnya berencana menaikkan harga BBM jenis Premium di wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) Rp7 ribu per liter. Namun, selang satu jam pengumuman, pemerintah menganulir kebijakan tersebut dengan alasan menjaga daya beli masyarakat.
(aud/agi)