Jokowi Tegaskan APBN Tak Boleh Habis untuk Kegiatan Birokrasi

CNN Indonesia
Selasa, 11 Des 2018 13:05 WIB
Presiden Joko Widodo mewanti-wanti para pembantunya agar penggunaan APBN diutamakan untuk program utama, bukan kegiatan pendukung, seperti perjalanan dinas.
Presiden Joko Widodo. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo resmi menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2019 kepada para menteri, kepala lembaga, dan kepala daerah pada hari ini, Selasa (11/12).

Jokowi mewanti-wanti agar penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diutamakan untuk program utama, bukan kegiatan pendukung, seperti perjalanan dinas.

"Alokasi anggaran dominan untuk kegiatan utama bukan habis pada kegiatan pendukung. Apa saja kegiatan pendukung? Rapat, perjalanan dinas, dan honor tim," kata Jokowi di Istana Negara, Selasa (11/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia kembali menegaskan belanja APBN benar-benar harus terlihat dan dirasakan masyarakat. Menurutnya, APBN tak lagi boleh habis begitu saja hanya untuk rutinitas, operasional, dan kegiatan birokrasi.


Jokowi menyatakan semangat APBN 2019 adalah mendorong investasi, meningkatkan daya saing melalui pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), dan penguatan value of money.

"Money follow program. Jangan dipakai atas bawah kiri kanan tapi tidak fokus," tutur mantan Wali Kota Solo ini.

Oleh sebab itu, ia menginstruksikan kepala daerah serta pimpinan kementerian dan lembaga menyiapkan program 2019 sedini mungkin sehingga sudah efektif berjalan sejak awal Januari tahun depan.


"Pastikan semua program berjalan maksimal. Pantau terus kegiatan dan anggaran secara berkala. Bulanan maupun kuartalan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Pada tahun depan, pemerintahan Jokowi mengalokasikan belanja negara sebesar Rp2.461,1 triliun, sedangkan penerimaan negara ditargetkan sebesar Rp1.894 triliun.

Sementara defisit anggaran sebesar Rp296 triliun atau 1,84 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan defisit keseimbangan primer menjadi Rp20,1 triliun. Posisi defisit dan keseimbangan primer ini jauh lebih rendah ketimbang APBN 2018. (chri/agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER